Jumat, Agustus 20, 2010

Bala’ (ujian), Sebuah keharusan.....!!!

Allah Ta’ala berfirman :
لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan”. (QS. Ali-‘Imran : 186)
Ayat ini menunjukkan bahwa bala’ (ujian) apapun bentuknya merupakan kepastian bagi siapa saja yang berjuang di jalan Allah… Jadi bala’ mesti akan mendatangi kita dan akrab dengan kehidupan para mujahidin, harus ada –secara sunatullah– bala’ yang menimpa harta dan jiwa kita… Karena itu harus ada keteguhan hati, kesabaran tinggi dan ‘azam (tekad) yang kuat menghadapi berbagai bala’… inilah jalan kita… jalan para mujahidin yang imannya benar dan jujur dengan kitabullah dan sunnah Rasul-Nya.
Jadi bagaimana mungkin sang calon mujahid ingin hidup nyaman, tenang, tentram, beranak-pinak tanpa beban, jauh dari marabahaya dalam kehidupan dan jihadnya… ganjil, aneh bin ajaib kalau ada calon mujahid ingin hidup seperti itu.
Jadi, aneh sekali jika bala’ datang berupa ancaman musuh, dikejar, ditangkap, dipenjara dan dibunuh, dikatakan sebagai akibat dari kesalahan orang-orang yang salah dalam jihadnya… Hasil dari perbuatan mujahid yang isti’jal… akibat mujahid yang salah langkah… hasil ijtihad yang sembrono… Ingat!! Ingat !! wahai sekalian ikhwan! Bala’ berupa apapun yang di alami mujahid adalah keniscayaan, keharusan, kepastian… Karena Allah Ta’ala dalam ayat tersebut telah menetapkan berbagai bala’ menimpa para mujahidin dan keluarganya. Jadi jangan diingkari, dikeluhkan, menyalahkan kanan-kiri, menunjuk ‘hidung’ fulan bin fulan trouble maker-nya… ini karena tidak taat, ini karena kecerobohan fulan dalam jihad.
Ingatlah firman Allah Ta’ala :
وأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar”. (QS. Ali-‘Imran : 146)
Sungguh!!! Inilah jalan kita, jalan/tariqoh para mujahidin… jalan ini dipenuhi sesuatu yang tidak sedap, tidak enak, susah, penat, sulit, menggetarkan hati, menyesakkan dada, hampir-hampir hilang keimanan para mujahidin rasanya karena dahsyatnya penyiksaan di penjara-penjara thogut…. Ya memang demikian, jannahnya Allah memang di kelilingi sesuatu yang tidak disukai jiwa manusia. Sementara nerakanya Allah dikelilingi sesuatu yang menyenangkan syahwat manusia, sesuatu yang disukai para munafiqin, murtadin, dan kafirin dari kalangan yahudi dan nasrani.
Bala’ ini merupakan tarbiyah yang mesti dijalani para mujahidin, sebelum Allah memberikan kemenangan, sebelum Allah memberikan kemuliaan, yang tidak diberikan kecuali kepada orang-orang mulia yang Allah pilih, karena telah teruji, dan jujur dalam jihadnya.
Syaikh Al-Mujahid Abu Mush’ab Az-Zarqowy berkata tentang keniscayaannya ibtila’ dalam jihad fi sabilillah :
“Kepada semua umat Islam, sadarilah… bala ujian adalah sejarah dan kisah panjang yang terus terjadi sejak diturunkannya kalimat La ilaha illallah ke muka bumi. Para nabi dan orang-orang yang jujur imannya silih berganti menerima bala ujian. Demikian juga dengan para pemimpin yang memegang panji-panji tauhid.

Oleh karena itu, siapa saja yang mengkonsentrasikan dirinya secara tulus untuk memikul kalimat Lâ ilâha illallah dan membela serta ingin menegakkannya di muka bumi, ia harus mau menebus status mulia ini dengan menanggung beban-beban berat, yaitu kesusah-payahan, keletihan, dan bala’.

Lihat, di manakah posisi Anda pada jalan ini ? Jalan ini adalah jalan yang Nabi Adam ‘alahissalam harus menanggung kelelahan dalam menempuhnya. Karena jalan ini pula, Nabi Nuh ‘alahissalam mengisi hidupnya penuh derai air mata. Disebabkan jalan ini, Al-Kholîl (sang kekasih Allah), Ibrohim ‘alahissalam dilemparkan ke dalam api. Nabi Ismail ‘alahissalam harus rela diterlentangkan untuk disembelih. Nabi Yusuf ‘alahissalam rela dijual sebagai budak dengan harga murah, dan mendekam di penjara bertahun-tahun. Nabi Zakariya ‘alahissalam digergaji tubuhnya. Nabi Yahya ‘alahissalam disembelih. Nabi Ayyub ‘alahissalam bergelut melawan penyakit. Nabi Dawud ‘alahissalam menangis melebihi kebiasaan manusia biasa. Nabi Isa ‘alahissalam dipaksa hidup dalam keterasingan. Dan Nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam- sendiri harus hidup akrab dengan kemiskinan, penindasan dan berbagai intimidasi. Sementara, apakah engkau akan bersenang-senang dalam kelalaian dan senda gurau!!
Sesungguhnya Allah Ta’ala menguji sebagian makhluk dengan makhluk yang lain, menguji orang beriman dengan orang kafir, sebagaimana menguji orang kafir dengan orang beriman. Ujian bala seperti ini adalah bagian yang menjadi jatah bersama bagi semua manusia.

Allah Ta’ala telah berfirman :

تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”. (QS. Al-Mulk : 1- 2)

Imam Muslim meriwayatkan dari Nabi kita –shallallahu ‘alaihi wasallam-, dalam hadits qudsi yang beliau riwayatkan dari robbnya ‘Azza wa Jalla, Allah berfirman :
“Sesungguhnya Aku mengutusmu, wahai Muhammad, untuk menguji dirimu dan menguji manusia denganmu”.

Yang kita ketahui dari Al-Qur’an dan Sunnah, diantara para nabi itu ada yang dibunuh dan dicincang tubuhnya oleh musuh, seperti Nabi Yahya. Ada juga yang hampir dibunuh oleh musuhnya lalu pergi menyelamatkan diri seperti Nabi Ibrahim, beliau kemudian berhijrah ke negeri Syam. Demikian juga Nabi Isa, karena akan dibunuh maka beliau diangkat oleh Allah ke langit.

Orang-orang beriman terdahulupun, kita saksikan ada yang disiksa dengan siksaan yang keji. Ada yang dilemparkan ke parit-parit api. Ada yang menemui kesyahidan. Ada yang hidup di bawah kesusahan, kekerasan, dan penindasan.

Jika kita hanya melihat sisi ini saja, seolah-olah di manakah janji Allah bahwa Dia akan memenangkan mereka di dunia, padahal mereka ada yang diusir, dibunuh, dan disiksa?!!

Tanda Benarnya Sebuah Perjalan

؛ فأنتم قد رفعتم راية دين الإسلام، وتعلمون أنه دين رسول الله حقا،ً وإن حملكم له بحق يعني مفارقة حكومات العرب والعجم في الأرض كافة وقتل خياركم، وأن تعضكم السيوف، فإما أنتم تصبرون على ذلك فحافظوا على الراية وأجركم على الله، وإما أنتم تخافون من أنفسكم خيفة فذروا راية المدافعة والمقاتلة ولا تحولوا بين شباب الأمة والجهاد في سبيل الله، فهو أعذر لكم عند الله.

“Pada hari ini, mujahidin mengatakan kapada para ulama’ dan da’i yang masih mencintai kebenaran dan tidak mau berkompromi dengan kebatilan; Kalian telah mengangkat bendera Islam dan kalian tahu bahwa apa yang kalian angkat itu adalah benar-benar ajaran Rasulullah. Ketahuilah sesungguhnya jika kalian mengemban ajaran itu dengan benar, artinya kalian memisahkan diri dari semua pemerintahan baik Arab maupun non Arab di seluruh muka bumi ini, orang-orang terbaik kalian akan dibunuh dan kalian akan dihimpit oleh pedang. Maka jika kalian dapat bersabar menghadapi hal itu maka jagalah panji itu niscaya Allah akan memberikan pahala kepada kalian. Dan jika kalian takut maka biarkanlah panji perlawanan dan peperangan itu berlangsung, jangan halang-halangi pemuda Islam untuk berjihad fii sabiilillaah, hal itu lebih ringan bagi kalian di sisi Allah”. (Usamah bin Ladin, 16 februari 2003)
Ikhwan sekalian perhatikanlah!!!
Tidak keliru!! Fir’aun dan bala tentaranya memusuhi Nabi Musa…
Tidak keliru!! Abu jahal dan Abu Lahab, memusuhi Rasulullah…
Tidak keliru!! kafir Quraiys memusuhi para sahabat Nabi…
Tidak keliru!! Amerika & kroninya memusuhi Syaikh Usamah bin Ladin…
Tidak keliru!! orang kafir dari kalangan Yahudi, Nasrani, murtadin, dan munafiqin memusuhi para mujahidin diseluruh dunia…
Jika para mujahidin diancam, dikejar, ditangkap, dipenjara, dibunuh, dan diusir dari negerinya… berbahagialah, ini menujukkan benarnya perjuangan dalam menegakkan kalimat Allah di bumi… Benarnya para mujahidin mengemban misi kenabian, untuk menghambakan setiap manusia kepada Rabb yang satu dan melenyapkan penghambaan sesama manusia. Ini menggambarkan kedekatan keadaan yang dialami mujahidin dengan keadaan para anbiya yang dimusuhi, dicaci maki, dianggap gila, diancam, dikejar-kejar, akan dibunuh, bahkan dibunuh.
Melakukan irhab, ightiyalat, terjun di kancah-kancah jihad yang karenanya menyebabkan berbagai malapetaka yang menimpa para mujahidin dan keluarganya, itu semua merupakan pahala yang sangat besar, dan merupakan pilihan yang hanya diambil oleh jiwa-jiwa yang yakin akan janji-janji Allah, yakin kemenangan akan dinampakkan… Hidup mulia atau mati syahid.
Jadi demikianlah tabiat jalan ini…. Jadi pahami permasalahan ini, agar para mujahidin tidak menyalahkan makhluq Allah, tidak selalu menyalahkan syaikh fulan bin fulan yang telah diekskusi oleh tentara-tentara Fir’aun… Inilah jalanya para perwira, jalannya para kesatria, jalanya para peggenggam bara, jalanya para perindu syurga, dan jalannya para pejuang di medan laga.
Jika ada seorang ‘calon’ mujahid yang ingin berjihad namun akrab dengan kemewahan, kesenangan, larut dengan perhiasan dunia, senang dengan membangun rumah dan membeli kendaraan mewah, kemudian menjauhi kesukaran, kesulitan dalam jihad, menjauhi I’dad, irhab, amaliyat dan sulitnya pergi ke medan-medan peperangan… dan mereka lari dari berbagai bala’ dan malapetaka dalam jihad, maka, saksikanlah sesungguhnya ia adalah pendusta… dia berdusta jika dia mengatakan : “saya akan berjihad!!”, “kelak saya akan pergi ke medan jihad”, “saya ini pendukung jihad” dll… jauh panggang dari api… jauh panggang dari api… Meski ia termasuk kibar jama’ah… meski ia ustadz Senior… meski ia telah berpuluh tahun berbai’at dengan sebuah jama’ah jihad, meski ia ustadz yang bergelar Lc, MA. Atau Doktor tafsir, syariah, atau hadits.
Ingatlah!!! Wahai ikhwan, thoifah manshuroh itu tanda utamanya hanya ada dua, yaitu mereka berilmu dan mereka berjihad dengan sungguh-sungguh, untuk menegakkan kalimah Allah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, beliau menyatakan kelompok yang paling berhak mendapat sebutan thaifah manshurah adalah kelompok yang berjihad. Ketika berbicara tentang umat Islam di Syam dan Mesir yang berjihad melawan tentara Tartar yang beragam Islam namun berhukum dengan hukum Ilyasiq (hukum positif rancangan Jengish Khan), beliau berkata : “Adapun kelompok umat Islam di Syam, Mesir dan wilayah lain yang saat ini berperang demi membela Islam, mereka adalah manusia yang paling berhak masuk dalam golongan thaifah manshurah yang disebutkan oleh Rasulullah dalam hadits-hadits shahih yang sangat terkenal”. (Majmu’ Fatawa 28/531)
Maka tak diragukan lagi, para ulama yang berjihad adalah kelompok muslim yang paling berhak disebut sebagai thaifah manshurah. Bahkan Syaikhul Islam Imam Ibnu Taimiyah menyatakan, kelompok umat Islam —sekalipun mereka adalah para ulama besar— yang tidak berjihad ketika jihad telah menjadi fardhu ‘ain adalah kelompok penggembos (thaifah mukhadzilah), bukan thaifah manshurah. Pada tahun 699 H tentara Tartar yang beragama Islam namun berhukum dengan hukum Ilyasiq, bergerak akan menyerang kota Halb (Syiria), pasukan Islam dari Mesir mundur sehingga hanya tersisa pasukan Islam Syam yang akan berjihad melawan Tartar.
Saat itu beliau (imam Ibnu Taimiyah) menulis surat kepada kaum muslimin dan menyatakan bahwa umat Islam terpecah menjadi tiga kelompok ;

“Dalam menghadapi fitnah ini, manusia terpecah menjadi tiga kelompok :
1. Thaifah Manshurah (kelompok yang selamat) ; yaitu kaum mukmin yang berjihad melawan kaum yang merusak (tartar ketika itu).
2. Thaifah mukhalifah (kelompok yang memihak musuh) ; yaitu kaum perusak (tartar) dan “sampah-sampah” kaum muslimin yang bergabung (memihak) kepada mereka.
3. Thaifah mukhadzilah (kelompok penggembos) : yaitu umat Islam yang tidak berjihad melawan mereka (musuh), –Tetapi ucapan-ucapanya menghalangi (melemahkan) manusia untuk berjihad memerangi musuh–.
Maka hendaklah setiap orang melihat, termasuk kelompok manakah dirinya ; Thaifah Manshurah, Thaifah mukhadzilah ataukah Thaifah mukhalifah, karena tidak ada kelompok keempat !!!?”. (Majmu’ Fatawa, 26/416-417)
Ya demikianlah!!! Thaifah manshurah adalah kelompok umat Islam yang tidak malu bila dituduh menegakkan Islam lewat jalan kekerasan senjata, dianggap terroris, fundamentalis, dan sebutan-sebutan serem lainnya, karena yang penting dinilai adalah ‘musamma-nya, bukan isim-nya’ –-jadi, jangan tertipu dengan isim–. Karena itu Islam hanya bisa tegak dengan kokoh ketika Al-Qur’an ditopang dengan pedang, kekuatan pasukan, dan tanah-tanah yang didapat dengan tertumpah-tercecernya darah dan remuknya tulang belulang para syuhada. Bukan dengan ongkang-ongkang, kumpul-kumpul bertahun-tahun, duduk di halaqoh-halaqoh puluhan tahun, senang tinggal di ruang-ruang AC, hidup bergelimang kemewahan… kemudian mengharapkan daulah islam jatuh dari langit… tinggal menikmati saja… pemahaman dari mana ini ? Pemahaman ganjil…!!! Pemahaman katak dalam tempurung…!!!
Sebagaimana firman Allah Ta’ala [QS. Al Hadid : 25] dan sabda Rasulullah :
عَنِ ابْنِ عُمَرَ مَرْفُوعًا ( بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللهُ تَعَالَى وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي وَجُعِلَ الذِّلُّ وَ الصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ).
Dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah bersabda : “Aku diutus dengan pedang menjelang hari kiamat, supaya hanya Allah semata saja yang diibadahi tanpa disekutukan dengan sesuatu apapun selain-Nya, dan dijadikan rizkiku berada di bawah bayangan tombakku, dan dijadikan rendah dan hina orang yang menyelisihi urusanku. Dan barang siapa meniru-niru sebuah kaum maka ia termasuk kaum tersebut”. (HR. Ahmad dan Al-Thabrani. Dishahihkan syaikh Al-Albani dalam Shahih Jami’ Shaghir no. 2831 dan Irwaul Ghalil Takhriju Manari Sabil no. 1269)

Tanggapan Mujahidin Asia tenggara atas penangkapan Ustad Abu Bakar Ba'asyir

== Bayanat Tentang Penangkapan Seikh Abu Bakar Ba'asyir ==
صوت الجهاد في نوسانتارا
بيان حول اعتقال الشيخ أبو بكر باعشير وحول الجهاد اليوم في إندونيسيا
يُرِيدُونَ أَنيُطْفِؤُواْ نُورَ اللّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللّهُ إِلاَّ أَنيُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ هُوَ الَّذِي أَرْسَلَرَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِكُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ) التوبة: 32-33
الحمد لله ناصرالمؤمنين، مخزي الكافرين، الذي وعدنا بالنصر والتمكين، وجعلهما في جهادالكافرين، والصلاة والسلام على سيد المرسلين، وإمام المجاهدين، وعلى آلهوصحبه أجمعين، أما بعد:
ففي يومالاثنين بتاريخ 9/8/2010 مـ خرجت الشرطة الإندونيسية لمكافحة الإرهاب –الإسلام – لاعتقال الشيخ أبو بكر باعشير بعد أن ألقى محاضرة في ولاية جاواالغربية. اعتقل طاغوت إندونيسيا الشيخ أبو بكر بعاشير بالجرم والقهر،ولرفض الشيخ أبي بكر لهذا الاعتقال هاجمت الشرطة الإندونيسية لمكافحةالإرهاب
- الإسلام - السيارة التي كانت تقل الشيخ هجمة شرسة. فاعتقلوا الشيخ ومعه 8 من الإخوةو تركوا زوجة الشيخ وإحدى المسلمات معه.إن هذا الاعتقال ظلم عظيم للإسلاموالمسلمين و إنه جزء من الحرب الصليبية تديرها حكومة إندونيسيا المرتدة.والمسرور المريد بهذا الاعتقال هو الدولة البربرية أمريكا وأوستراليا، وقدتم الاعتقال بعد أن اعترفت أمريكا على عمل الحكومة الإندونيسية ضدالإرهابيين –الذي في الحقيقة ضد المجاهدين-.
ونبشر الأمةالإسلامية عامة والمجاهدين في كل مكان خاصة؛ أن المجاهدين في إندونيسيا لنيتوقفوا عن طريق الجهاد والتضحية، وإن قُتِل الكثير من قادة الجهادوالمجاهدين شهداءً و الكثير منهم المعتقل، ولكن الجيل الجهادي يتوالد فيهذا البلد و راية الجهاد لن تسقط بإذن الله تعالى.
ونبشركم أيهاالمجاهدون أنه بعد إعدام أبطال غزوة بالي الثلاثة، قد اتحد المجاهدون منالجماعات السلفية الجهادية المختلفة، وبعد استشهاد القائد المجاهد أبومعوذ نور الدين بن محمد توب الماليزيي مع إخوته الأبطال تقبلهم اللهجميعا، اتحد الإخوة المجاهدون تحت الكلمة الواحدة وتحت راية القتال. وقدرأيتم بطولتهم في ولاية أتشيه أول هذه السنة.
ونذكر المجاهدين والموحدين في إندونيسيا، قال الله:
( وَكَأَيِّنمِّن نَّبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُواْ لِمَاأَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَمَا ضَعُفُواْ وَمَا اسْتَكَانُواْوَاللّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ * وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلاَّ أَنقَالُواْ ربَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَاوَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (آلعمران: 146-147)
ونقول للصليبيين الصهيونيين وعملائهم من المرتدين؛ إن شدة البلاء علىالمجاهدين، هي من علامات النصر والتمكين من الله عز وجل للمجاهدين. وإننانحن أمة الإسلام لينصرن الله علينا، وإن الكافرين لمغلوبون وهم المخزون فيالدنيا والآخرة.فانتظروا إنا معكم منتظرون..
(وَاللّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ)
اللهمّ عليك باليهود والنصارى وعملائهم المرتدّين..اللهمّ أنصرالمجاهدين في كلّ مكان، وأيدهم بمددمن عندك..وصلى الله وسلم على نبينامحمد و على آله وصحابته أجمعين..
إخوانكم فيصوت الجهاد في نوسانتارا جنوب شرق آسيا
1 رمضان 1431 هـ—————————البيان باللغة الأندونيسية

بسم الله الرحمن الرحيم
=====================
TERJEMAHAN INDONESIA
=====================
Sawt al-Jihad Nusantara
Bayanat tentang penangkapan Sheikh Abu Bakr Bashir dan situasi terkini dari Jihad di Indonesia
(يُرِيدُونَأَن يُطْفِؤُواْ نُورَ اللّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللّهُ إِلاَّأَن يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ * ُوَ الَّذِي أَرْسَلَرَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِكُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ)
"Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al Qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai" ( Al-Tawbah32-33).
الحمد للهناصر المؤمنين، مخزي الكافرين، الذي وعدنا بالنصر والتمكين، وجعلهما فيجهاد الكافرين، والصلاة والسلام على سيد المرسلين، وإمام المجاهدين، وعلىآله وصحبه أجمعين، أما بعد:
Pada hari senin pagi tanggal 9/8/2010, pemerintah murtad indonesia dengan mengerahkan satuan polisi anti-terornya telah menangkap Sheikh Abu Bakr Bashir, setelah beliau memberikan ceramah agama di wilayah Jawa Barat. Taghut Indonesia menangkap sheikh Abu Bakr Bashir secara paksa dan licik, Sheikh Abu Bakr menolak penangkapan dirinya sehingga mobil yang ditumpanginya bersama istirinya diserang secara brutal oleh satuan polisi anti-teror. bersama Sheikh Abu Bakr juga ditangkap 8 ikhwan lainnya, sementara istri beliau dan seorang muslimah lainnya telah dibebaskan. Sesungguhnya penangkapan ini adalah kezaliman besar bagi umat Islam dan ini merupakan bagian dari perang salib yang dilancarkan terhadap islam dan kaum muslimin oleh pemerintah murtad Indonesia .Sesungguhnya yang paling gembira dan menghendaki penangkapan ini adalah negara barbar amerika dan australia dan penangkapan ini terjadi setelah amerika menyatakan puas atas kerja indonesia memberantas teroris -yang sebenarnya memberantas Mujahidin-.
Kami beritahukan kepada umat Islam secara umum dan Mujahidin di setiap tempat secara khusus: bahwasanya Mujahidin di indonesia tidak akan pernah mundur dari jalan jihad dan pengorbanan. walaupun banyak daripara pemimpin jihad dan mujahidin yang telah gugur sebagai shuhada dan sebagian besar lainnya tertangkap, tapi generasi jihad akan terus lahir di negeri ini dan bendera jihad tidak akan pernah tumbang, dengan izinAllah ta'ala.
Dan kami berikan sebuah kabar gembira bagi para Mujahidin: bahwa sejak dieksekusinya trio pahlawan bom bali, para mujahidin di indonesia yang tergabung dari berbagai Jama'ah Salafiyah Jihadiyah yang berbeda mulai melakukan konsolidasi persatuan dan setelah shahidnya Al-Qaid Mujahid Abu Muawwidh Nurrudin bin Muhammad Top al-Malayzi bersama ikhwan-ikhwannya yang gagah berani (semoga Allah menerima mereka semua), para Mujahidin Indonesia telah bersatu dibawah satu kalimat dan bendera peperangan. Dan kalian telah melihat aksi mereka yang heroic diwilayah Aceh pada awal tahun ini.
Dan kepada kaum Mujahidin dan Muwahidin di Indonesia, kami sampaikan ayat Allah ta'ala :
(وَكَأَيِّنمِّن نَّبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُواْ لِمَاأَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَمَا ضَعُفُواْ وَمَا اسْتَكَانُواْوَاللّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ * وَمَا كَانَ قَوْلَهُمْ إِلاَّ أَنقَالُواْ ربَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَاوَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ )
"Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada doa mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". ( Ali Imran : 146-147)
Dan kepada kaum salibis zionis serta antek-antek mereka kaum murtadin, kami katakan: sesungguhnya semakin berat ujian yang menimpa para Mujahidin,maka itulah pertanda semakin dekat datangnya pertolongan dan kemenangan dari Allah Azza wa Jalla. Sesungguhnya kami umat Islam pasti akan dimenangkan oleh Allah Azza wa Jalla, sedangkan kalian kaum kafir pastiakan dikalahkan dan dihinakan didunia dan akhirat.maka tunggulah, sesungguhnya kami pun menunggu bersama kalian...
(وَاللّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ )
dan Allah akan memenangkan urusannya akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.
اللهمّ عليك باليهود والنصارى وعملائهم المرتدّين..اللهمّ أنصرالمجاهدين في كلّ مكان، وأيدهم بمددمن عندك..وصلى الله وسلم على نبينا محمد و على آله وصحابته أجمعين..
Saudara kalian diSawt al-Jihad Nusantara
Pelayan Mujahidin asia tenggara
1 Ramadan 1431 H
——————————–
المصدر : (مركز صدى الجهاد للإعلام)
الجبهة الإعلامية الإسلامية العالمية
رَصدٌ لأخبَار المُجَاهدِين وَ تَحرِيضٌ للمُؤمِنين
Sumber:
http://202.75.56.237/~shamikh/vb/showthread.php?t=67212
——————————————————————————————————–
Diambil dari:
Forum Jihad "al-Tawbah"

44 CARA MENDUKUNG JIHAD

Imam Anwar Al-Awlaki sempat menjadi Imam masjid di Colorado, California. Kemudian ia tinggal di kawasan Washington DC dimana ia memimpin Dar Al-Hijrah Islamic Center sambil menjadi Pemuka Agama Islam di George Washington University. Sebelumnya ia sering bolak-balik Amerika-Yaman saat ia belajar Syari'ah kepada beberapa ulama terkemuka dimana akhirnya ia dilarang masuk kembali ke Amerika Serikat kendati ia seorang berwarga-negara AS.

Imam Anwar Al-Awlaki memiliki gelar S1 sebagai Insinyur Sipil dari Colorado State University, S2 di bidang Pendidikan Kepemimpinan dari San Diego State University serta sedang menekuni S3-nya di bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia di George Washington University. Ia telah menghasilkan banyak seri audio popular termasuk "Kehidupan Para Nabi", "Kehidupan Akhirat", "Kehidupan Muhammad", "Kehidupan Umar bin Khattab", "kehidupan Abu Bakar Ash-Shiddiq", "Kisah Ibnul Awka", "Konsisten di jalan Jihad" dan banyak lagi. Bagi Anda yang ingin tahu lebih jauh mengenai Imam Anwar silahkan kunjungi http://wwwanwar-alawlaki.com/


Syaikh Anwar Al-Awlaki mengajak kaum Muslimin memberikan dukungan terhadap jihad yang dilakukan pejuang-pejuang Muslim melawan tentara-tentara kafir. Ia memberikan 44 cara bagi kaum Muslimin ingin berjihad, selain pergi ke medan perang. Syaikh Awlaki mengatakan, jihad adalah perbuatan yang mulia dalam Islam dan merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan umat Islam.

Dalam situasi seperti sekarang ini, kata da'i keturunan Yaman itu, ketika negeri-negeri Muslim dijajah oleh kaum kafir, ketika penjara-penjara milik tirani dipenuhi oleh kaum Muslimin yang menjadi tawanan perang, ketika aturan-aturan Allah sudah diabaikan di dunia ini dan ketika Islam diserang untuk dicerabut akar-akarnya, jihad menjadi kewajiban bagi kaum Muslimin.

Syaikh Awlaki menambahkan, dalam situasi seperti di Gaza sekarang ini, anak-anak boleh berjihad meski orang tua mereka menolak, para istri boleh berjihad meski suami mereka keberatan dan mereka yang berhutang boleh berjihad meski pihak yang memberikan hutangnya tidak setuju.

Menurut Awlaki, jihad menjadi isu mendesak saat ini karena musuh-musuh Islam bukanlah sebuah bangsa atau negara tapi sebuah sistem kaum kafir yang sudah meng-global. Kaum kafir itu seperti masa-masa lalu, melakukan konspirasi untuk menghancurkan kaum Muslimin. Lalu, apakah kita sedang menuju ke perang besar antara kaum Muslimin dan Romawi -Al Malhamah- seperti yang pernah disampaikan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam ?

Yang perlu ditekankan sekali lagi adalah, jihad pada hari ini adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu. Oleh sebab itu, setiap Muslim yang ingin mematuhi perintah Allah, adalah kewajiban kita untuk menemukan cara-cara untuk berjihad dan mendukung jihad.

44 Cara Mendukung Jihad

1. Meluruskan Niat

Setiap Muslim yang ingin menjadi seorang mujahidin harus meluruskan niatnya, apa tujuannya berjihad. Rasulullah subhaanahu wa ta’aala berkata, "Siapa saja diantara kamu yang mati dan tidak berjuang atau tidak berniat untuk berjuang, maka ia mati dalam keadaan munafik," (HR Muslim).

Salah satu tanda apakah niat seseorang untuk berjihad itu murni atau tidak, adalah persiapan yang dilakukan orang yang bersangkutan. Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman, "Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu ... (QS 9;46) dan syarat-syarat untuk Jihad al-Dafi' (jihad untuk mempertahankan diri) menurut para ulama seperti Abu Qudamah, sedikitnya ada lima syarat antara lain, harus beragama Islam, sudah akil balig, memiliki kemampuan finansial, berbadan sehat dan tidak cacat tubuh. Jika seseorang yang ingin berjihad tidak memiliki kemampuan finansial atau tidak bisa mencari orang yang membiayainya, atau menderita penyakit, atau menderita cacat tubuh, maka orang yang bersangkutan tidak memenuhi syarat untuk berjihad.

Tapi Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman tentang orang-orang yang tidak mampu pergi berjihad pada saat perang Tabuk, "Dan tiada (pula dosa) atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu supaya kamu memberi mereka kendaraan lalu kamu berkata, 'aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu' sedang mata mereka bercucuran airmata karena kesedihan lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan."

2. Berdoa Pada Allah Agar Memberikan Mati Syahid.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, "Siapa saja diantara kamu yang berdoa pada Allah agar diberi mati syahid, Allah akan memberikan pahala mati syahid bahkan jika orang itu wafat di atas tempat tidurnya," (HR Muslim).

Allah senang dengan hambanya yang berdoa agar mati dalam keadaan syahid, karena itu menunjukkan bahwa kita rela mengorbankan hidup kita untuk Allah subhaanahu wa ta’aala. Tapi berhati-hatilah, jangan sampai doa itu hanya manis di dibibir saja. Seseorang yang benar-benar mengucapkan syahadat akan memenuhi panggilan jihad kapanpun ia mendengar panggilan itu dan benar-benar akan mencari kematian di jalan Allah.

Salah satu alasan mengapa musuh-musuh Allah sukses mengalahkan sekelompok umat Islam dan mengambil alih tanah mereka, itu karena sekelompok umat Islam itu kehilangan cinta menjadi seorang yang gugur syahid.

Rasulullah bersabda, "Bangsa-bangsa akan menyerang kalian seperti sekelompok manusia yang sedang makan dalam satu piring." Kemudian sahabat berkata, "Apakah itu karena jumlah kita yang sedikit?". Rasulullah menjawab, "Bukan, jumlah kalian banyak. Tapi kalian seperti buih di laut, dan Allah akan menyingkirkan rasa takut dari dalam dada musuh-musuhmu terhadapmu dan Allah akan menempatkan dalam hatimu 'wahn'. Sahabat bertanya lagi, "Apa itu wahn, ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab: "Wahn adalah rasa cinta pad dunia dan takut mati" (HR Abu Dawud).

Budaya mati syahid, kata Syaikh Awlaki, harus dipupuk kembali karena musuh-musuh Allah tidak takut dengan apapun, kecuali takut dengan kecintaan kita pada mati syahid.

3. Berjihadlah Dengan Hartamu

Jihad harta menekankan pentingnya kita mengorbankan harta benda kita, karena jihad itu sendiri membutuhkan dana yang besar. Dengan kata lain, tidak ada uang, tidak ada jihad dan jihad membutuhkan modal yang besar. Itulah sebabnya, al-Qurtubi dalam tafsirnya mengatakan, memberikan uang untuk sedekah pahalnya 10 kali lipat. Tapi memberikan uang untuk berjihad pahalanya 700 kali kali lipat!

Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman: "Perumpaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir; pada setiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki” (QS 2;261)

Bagi umat Islam yang tinggal di Barat, yang paling penting bagi mereka menurut Syaikh Awlaki, adalah berjihad dengan harta-harta mereka karena dalam banyak kasus, para mujahidin lebih membutuhkan banyak dana dan bukan sumber daya manusia. Dalam hal ini Syaikh Awlaki mengutip ucapan Syaikh Abdullah Azzam yang mengatakan, "manusia membutuhkan jihad dan jihad membutuhkan dana."

4. Menggalang Dana untuk Para Mujahidin

Selain menafkahkan harta kita untuk para mujahidin, kaum Muslimin disarankan juga mengajak umat untuk menggalang dana guna membiayai perjuangan para mujahidin. Rasulullah bersabda, "Mereka yang mengajak saudara-saudaranya berbuat baik, akan menerima pahala sama dengan sebanyak orang yang melakukan perbuatan baik itu." Dengan menggalang dana untuk para mujahidin, kaum Muslimin sekaligus menjalankan sunnah Rasulullah yang senantiasa beliau lakukan sebelum pergi berperang.

5. Mendanai Seorang Mujahidin

Rasulullah bersabda, "Siapa saja yang mendanai seorang pejuang untuk berjuang di jalan Allah, sudah melakukan jihad." (Majma' al Zawa'id). Mendanai termasuk membiayai seluruh keperluan si mujahid, termasuk membayar ongkos perjalanannya.

Ini memberikan peluang bagi orang-orang berharta dan orang-orang miskin untuk sama-sama mendapatkan pahala jihad. Si kaya memberikan dana, si miskin pergi ke medan juang.

6. Mengurus Keluarga Mujahidin

Mengurus keluarga Mujahid bisa dilakukan misalnya dengan melindungi keluarga mereka, memenuhi kebutuhannya dan memberikan bantuan finansial serta menjaga kehormatan mereka. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Siapa saja dari kalian yang mengurus keluarga dan harta seorang mujahid akan menerima pahala setengah dari pahala berjihad” (HR Muslim)
“Kewajiban melindungi kehormatan para istri mujahid bagi orang-orang di sekitarnya, seperti kewajiban menjaga kehormatan ibu-ibu mereka. Jika seseorang yang tidak pergi berjihad berjanji untuk melindungi seorang istri mujahid tapi mengkhianati janji itu, pada hari Kiamat si mujahid akan diberitahu bahwa orang itu telah berkhianat maka si mujahid bisa mengambil semua pahala kebaikan orang yang berkhianat tadi.” (HR Muslim)
“Siapa saja yang tidak pergi berjihad, tidak mendanai seorang mujahid, atau mengurus keluarga seorang mujahid, akan mengalami bencana sebelum ia meninggal” (Abu Dawud).

Jika seseorang merasa takut akan keamanan keluarganya, setan akan memanfaatkannya dan mencegah orang bersangkutan pergi berjihad. Bahkan jika orang bersangkutan melawan godaan setan dan pergi berjihad, setan bisa menggodanya kembali dan melemahkan orang tersebut dengan membisikkan rayuan tentang orang-orang yang dicintainya yang ia tinggalkan. Oleh sebab itu, menjaga dan mengurus keluarga para mujahidin akan membantu meningkatkan moral para mujahidin dan oleh sebab itu Islam memberikan perhatian yang besar tentang kewajiban mengurus keluarga dan harta para mujahidin.

7. Mengurus Keluarga Mujahidin yang Gugur Syahid

Mereka yang gugur syahid telah berjuang untuk Islam dan umat Islam. Mereka mengorbankan jiwa dan raga untuk saya dan untuk Anda. Itulah sebabnya keluarga para mujahidin gugur harus dilayani dan dihormati.

Ketika Ja'far bin Abu Talib gugur dalam perang Mut'ah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam berkata pada isteri-isterinya, "Siapkan makanan untuk keluarga Ja'far karena mereka telah menunaikan urusan mereka", kemudian Rasulullah datang ke rumah Ja'far. (HR Abu Dawud dan al-Tarmidzi).

Imam Ahmad meriwayatkan, ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menerima kabar bahwa Ja'far gugur syahid, Rasulullah datang ke rumah Ja'far dan menyuruh isteri Ja'far agar memanggil anak-anaknya. Ketika anak-anak itu datang ke hadapan Rasulullah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam memeluk dan mencium anak-anak Ja'far sambil meneteskan air mata. Asma’, isteri Ja'far bertanya pada Rasulullah "Apakah terjadi sesuatu?" Rasulullah berkata, "Ya, Ja'far gugur hari ini." Asma berkata, ketika ia mendengar berita itu, ia menangis dan menjerit-jerit. Rasulullah pergi meninggalkannya dan meminta isteri-isterinya agar jangan lupa menyiapkan makanan untuk keluarga Ja'far karena keluarga Ja'far kesusahan karena urusan-urusannya.

Anak-anak para mujahid yang gugur membutuhkan para lelaki untuk menjaga dan mengurus mereka. Para istri mujahid yang gugur harus diberi kesempatan untuk menikah lagi, jika memang menginginkannya. Hal ini kata Awlaki, membutuhkan perubahan pada dua kebiasaan di kalangan umat Islam.

Pertama, umat Islam harus mengubah pandangan negatifnya terhadap kaum perempuan yang bercerai dan janda. Stigma negatif terhadap kaum perempuan yang bercerai atau menjadi janda harus dihapus dari komunitas Muslim. Kedua, bersikap lebih toleran dengan isu poligami. Karena ini menjadi kebutuhan, apalagi di saat terjadi peperangan. Pada masa sahabat Rasulullah, tidak ada perempuan yang dibiarkan tanpa suami.

8. Mengurus Keluarga Para Tawanan Perang

Mengurus keluarga para tawanan perang, pahalanya sama dengan mengurus keluarga para mujahid. Hal ini sangat penting menjadi norma yang kembali dihidupkan agar para mujahid yang ingin berjuang di jalan Allah tidak khawatir jika mereka gugur atau ditawan, karena keluarga mereka akan ada yang mengurus.


9. Bayarkan Zakat Anda Untuk Para Mujahidin

Menurut Al-Quran Surat ke-9 ayat 60, adalah delapan kategori orang yang berhak menerima zakat. Salah satunya disebutkan untuk mereka yang dijalan Allah. Yang dimaksud dengan "yang di jalan Allah" adalah para mujahidin.
Imam Nawawi dalam Al Minhaj tentang zakat mengatakan bahwa para pejuang di jalan Allah berhak menerima apa yang mereka perlukan untuk membayar biaya pengeluaran mereka dan biaya kebutuhan keluarganya mulai dari si mujahid berangkat sampai kembali pulang, bahkan jika ia tidak pulang untuk jangka waktu lama. Oleh sebab itu, Syaikh Awlaki menganjurkan umat Muslim untuk membayarkan zakat-zakat mereka pada para mujahidin dan keluarganya.

10. Memberikan Bantuan Medis Pada Mujahidin

Para mujahidin membutuhkan bantuan dokter, rumah-rumah sakit, klinik dan tentu saja obat-obatan. Saat ini banyak tenaga dokter Muslim, tapi pada saat yang sama kita sering mendengar banyak mujahidin yang mengalami luka, yang sebenarnya tidak berat meninggal dunia karena ketiadaan bantuan medis.

Para Muslim yang belajar kedokteran dan mengklaim mereka melakukan itu karena Allah dan untuk kepentingan umat tapi tidak mau memberikan bantuan medis pada mujahidin, kemana mereka? Para pekerja medis Muslim punya tanggung jawab yang besar dan tidak bisa dihindari bahwa jihad membutuhkan kontribusi dari para pekerja medis ini. Jika mereka mau memberikan kontribusinya, pahala yang akan mereka terima bisa lebih besar dari para pejuang itu sendiri.

11. Memberikan Dukungan Moral Dan Semangat Bagi Para Mujahidin

Do’a-do’a yang dikumandangkan para imam, fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh para ulama untuk mendukung perjuangan mereka dan do’a yang dipanjatkan umat Islam akan memberikan semangat dan meningkatkan moral para mujahidin untuk terus berjuang.

12. Membela Para Mujahidin

Rasulullah bersabda, "Siapa saja yang menjaga kehormatan saudaranya, Allah akan melindungi wajah mereka dari api neraka pada hari Kiamat." (at-Tirmidzi).

Rasulullah juga berkata, "Barang siapa berkhianat pada seorang Muslim dengan melanggar kehormatan dan harga dirinya, maka akan dipermalukan. Allah tidak menolong ketika pengkhianat itu membutuhkan pertolongan. Dan barang siapa melindungi seorang Muslim yang kehormatan dan harga dirinya dilanggar, Allah akan menolong ketika ia membutuhkan pertolongan." (Abu Dawud)

Itulah sebabnya Islam mewajibkan umatnya untuk membela mereka yang telah melindungi kita dan agama kita.

13. Melawan Kebohongan Media Massa Barat

Saat ini, banyak pandangan kaum Muslimin yang dipengaruhi oleh informasi dari media-media Barat. Media-media Barat banyak yang berusaha menampikkan kejahatan-kejahatan yang dilakukan negara-negara Barat, apalagi jika kejahatan yang dilakukan itu sudah berlebihan. Sikap media Barat berbeda sekali jika pelakunya adalah orang Islam, mereka memberitakannya secara berlebihan bahkan seringkali tidak obyektif dan tidak sesuai fakta yang terjadi.

Oleh sebab itu, adalah kewajiban bagi setiap Muslim untuk mengingatkan saudara-saudaranya agar meningkatkan kesadaran mereka tentang masalah ini. Umat Islam harus kritis dan hati-hati dengan pemberitaan media massa Barat. Umat Islam jangan mempercayai sumbers-sumber dari Barat sampai kebenarannya sudah dipastikan oleh tokoh Muslim yang memang bisa dipercaya. Jangan percaya apa yang dikatakan media massa Barat, bahkan informasi cuaca yang mereka sajikan!

14. Hati-Hati Dengan Kelompok Munafik

Untuk mendukung Jihad, Syaikh Anwar Al-Awlakimengingatkan kaum Muslimin untuk waspada terhadap orang-orang munafik yang bisa membahayakan kaum Muslimin. Menurut Syaikh al-Awlaki, kelompok-kelompok munafik ini masih banyak di sekeliling kita dan ia mengingatkan bagaimana cara Rasulullah memerangi orang-orang munafik itu, yaitu dengan membongkar dan mengungkap kebohongan-kebohongan mereka.

"Jika peperangan dengan kaum kafir adalah peperangan dengan pedang. Peperangan dengan dengan kaum munafik adalah peperangan dengan kata-kata. Karena kaum munafik bersembunyi dibalik agama untuk menyebarkan isu-isu beracun mereka dan cara untuk melawan mereka adalah dengan mengungkapkan kebenaran dan mengungkap kebohongan-kebohongan orang munafik itu dengan senjata Al-Quran dan Sunnah," tulis al-Awlaki.
Orang-orang munafik bisa tampil dengan sosok yang kharismatik atau mengesankan orang lain, tapi sebenarnya itu semua hanya kepalsuan belaka. Seperti firman Allah dalam QS 63:4 yang isinya

"Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka akan menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata, kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar, mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan pada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka."

Siapa kaum munafik itu? Mereka bisa datang dari para ulama dan orang-orang yang menganut ideologi menyimpang. Kelompok seperti ini harus diungkap, siapa sebenarnya mereka.

15. Menularkan Semangat Jihad Pada Orang Lain

Menularkan semangat jihad pada orang lain merupakan salah satu bentuk ibadah dan setiap kaum Muslimin diminta untuk melakukan perbuatan terpuji ini seperti firman Allah subhaanahu wa ta’aala dalam QS 8:65 "Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk berperang." dan QS 4:84 "Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para Mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang kafir-kafir itu. Allah sangat besar kekuatan dan amat keras siksaannya."

16. Melindungi Mujahidin Dan Menjaga Rahasia Mereka

Seorang Muslim harus membiasakan dirinya untuk bisa menjaga rahasia, menjaga lidah untuk melindungi saudara-saudara Muslim kita. Syaikh Al-Awlakimencontohkan sikap sahabat Rasulullah yang menolak permintaan istrinya agar menceritakan rahasia yang dikatakan Rasullullah pada sahabat itu. Umat Islam, tulis Awlaki, harus membiasakan diri hanya berkata yang perlu saja.

Kerja yang berkaitan dengan jihad atau perang gerilya adalah kerja yang penuh rahasia. Musuh-musuh Islam selalu berusaha untuk merekrut kalangan orang Islam sendiri untuk melakukan infiltrasi. Musuh-musuh Islam itu akan mengatakan bahwa mereka ingin melindungi umat Islam, dan jika perlu mengikutsertakan para ulama agar membenarkan tindakan musuh-musuh Islam itu.

Oleh sebab itu, salah satu kewajiban kaum Muslimin adalah melindungi para Mujahidin. Seorang Muslim yang memata-matai Muslim lainnya tidak lebih dari perbuatan orang kafir. Allah berfirman, "Barang siapa diantara kamu mengambil mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka"

17. Mendo’akan Para Mujahidin

Jangan meremehkan do’a. Do’akanlah para mujahidin dalam sujud-sujud kita. Dan doa yang penting kita panjatkan untuk perjuangan para mujahidin dalam setiap shalat adalah doa qunut. Kaum Muslimin harus mengingatkan para imam shalatnya ketika para mujahidin sedang berjuang di kancah peperangan, karena itu adalah sunnah Rasulullah.

Dalam sebuah hikayat, dalam sebuah peperangan, seorang pemimpin pasukan Muslim memerintahkan tentaranya untuk melihat apa yang dilakukan Muhammad bin Wasi' (salah seorang Muslim yang taat pada masa itu). Para tentara itu kembali dan mengatakan bahwa mereka melihat Muhammad bin Wasi' mengangkat tangannya dan berdoa. Pimpinan pasukan Muslim itu lalu berkata, "Doa pada Allah lebih disukai dari pada ribuan tentara!"

18. Memantau dan Menyerbarkan Berita Tentang Jihad Para Mujahidin

Terus mengikuti informasi-informasi tentang perjuangan para Mujahidin sangat penting bagi kaum Muslimin, karena:
• Agar semangat jihad tetap menyala di hati kaum Muslimin
• Memperkuat rasa solidaritas pada sesama umat Islam
• Mendorong kaum Muslimin untuk ikut berjihad ketika kita melihat tindakan para mujahidin yang pemberani-pemberani itu dan mendorong kaum Muslimin untuk rela mati syahid.
• Kaum Muslimin akan melihat kebesaran Allah, bagaimana Allah melindungi hamba-hamba-Nya dan memberi mereka kemenangan.
• Mendorong kaum Muslim untuk banyak membaca sejarah atau buku-buku Fiqih tentang Jihad, sehingga memahami bagaimana para mujahidin mempraktekkan jihad berdasarkan petunjuk-petunjuk fiqih.
• Pemberitaan tentang jihad adalah pemberitaan tentang kebaikan melawan kejahatan, yang sudah ada sejak masa Nabi Adam dan akan terus ada sampai akhir dunia. Ketika kaum Muslimin mengikuti informasi tentang perjuangan jihad para mujahidin, mereka akan menjadi lebih dekat dengan Al-Quran dibandingkan dengan mereka yang tinggal di Menara Gading dan tidak peduli dengan berita-berita tentang jihad para mujahidin.

Meski demikian, Syaikh Awlaki mengingatkan agar kaum Muslimin mengikuti informasi tentang perjuangan para mujahidin dari sumbers-sumber yang asli. Karena jika kita menyebarkan informasi yang tidak benar, kita sama saja dengan kaum munafik. Allah berfirman dalam alquran surat 4:83 "Dan apabila datang kepada mereka tentang berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya pada Rasul dan ulil amri diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya akan dapat mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil amri)."

19. Menyebarluaskan Tulisan-Tulisan Para Mujahidin dan Para Ulamanya

Syaikh Al-Awlaki menyayangkan sebagian kaum Muslimin yang menganggap para mujahidin kurang mendapat dukungan dari para ulama, tidak memiliki strategi yang jelas dalam perjuangannya dan tindakan mereka dianggap sebagai tindakan yang spontan dan reaktif.

Syaikh Awlaki menilai semua anggapan itu tidak benar karena banyak ulama dan cendikiawan yang sekarang mendukung jihad. Ia mengakui, banyak tulisan-tulisan para ulama dan cendikiawan Muslim yang berusaha memelintir aturan-aturan berjihad dalam syari’ah Islam. Tapi banyak juga para ulama yang memberikan penjelasan yang benar tentang jihad, yang menegaskan bahwa para mujahidin hanya takut pada Allah dalam jihadnya dan tidak akan melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan orang lain, jika hal itu dibenci Allah.

Para ulama itu kata Syaikh Awlaki, merujuk tulisan-tulisan mereka pada Quran dan Hadits, merujuk pada pendapat ulama seperti Ibn Hajar, Al-Nawawi, Al-Qurtubi, Ibn Kathir, Ibn Taimiyyah dan empat imam. Adalah kewajiban umat Islam untuk menyebarkan pengetahuan itu misalnya lewat buku-buku, pamflet, blog, email dan cara-cara lainnya.

20. Mengeluarkan Fatwa Mendukung Perjuangan Mujahidin

Banyak ulama yang berani berkata apa adanya demi kebenaran. Kaum Muslim harus mendukung para ulama itu dan menyebarkan fatwa-fatwa yang mereka keluarkan. Banyak kaum Muslimin yang menyetujui cara-cara yang dilakukan para mujahidin tapi mereka tidak berani melakukannya sampai ada ulama yang membenarkan metodologi para mujahidin itu. Para generasi muda Muslim membutuhkan tuntunan para ulama yang jujur dan berani berkata benar.

21. Menyediakan Informasi Pada Para Ulama Dan Imam Dengan Berita-Berita Tentang Perjuangan Para Mujahidin.

Hal ini dilakukan, karena ulama atau cendikiawan bukan berarti mereka tahu segalanya. Para imam dan ulama harus disediakan material dan informasi-informasi yang bagus. Mereka juga harus dibekali pengetahuan dan informasi tentang perjuangan para mujahidin. Ummat harus sering-sering mengingatkan atau berdiskusi tentang isu-isu terbaru perjuangan para mujahidin dan hindari pertanyaan-pertanyaan kontroversial yang terkesan mengkonfrontasi mereka. Berikan saran pada para imam agar membahas isu-isu terbaru perjuangan para mujahidin dalam khutbah-khutbah mereka.

22. Menjaga Kekuatan Fisik

Rasulullah berkata, "Allah subhaanahu wa ta’aala lebih mencintai kaum yang beriman lagi kuat daripada kaum yang beriman tapi lemah." (HR Muslim).

Kesehatan dan kekuatan fisik adalah bagian dari persiapan berjihad. Karena menjadi seorang mujahidin harus mampu berjalan selama berjam-jam, menempuh jarak yang sangat jauh, mendaki gunung dan bukit dan mampu berlari dengan cepat, bahkan sambil membawa perlengkapan yang berat. Di medan jihad, mereka yang fisiknya lemah hanya akan menjadi beban bagi mujahidin lainnya karena hanya akan memperlambat gerakan para mujahidin. Oleh sebab itu, Syaikh Al-Awlaki menyarankan agar kaum Muslimin membiasakan diri melatih tubuhnya dengan berolah raga serta menjaga kesehatan.

23. Latihan Senjata

Latihan menggunakan senjata adalah bagian yang sangat penting untuk persiapan jihad. Allah berfirman, "Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya," (QS. 8;60) Karena pentingnya latihan menggunakan senjata, maka jika latihan semacam itu tidak mungkin dilakukan di negara masing-masing, maka kaum Muslimin bisa menyediakan dana dan waktu untuk belajar ke negara lain.

24. Latihan Memberikan Pertolongan Medis

Dalam banyak situasi, para mujahidin tidak punya akses ke rumah sakit. Dalam situasi seperti ini, para mujahidin harus bisa memberikan pertolongan pertama dan ini membutuhkan pengetahuan dan latihan yang sesuai dengan kondisi dan situasi di tempat berjihad. Salah satunya bisa dilakukan dengan melakukan koordinasi dengan saudara-saudara mereka sesama Muslim yang memiliki ketrampilan ini.

25. Mempelajari Fiqih Jihad

Selain mempelajari ilmu fiqih tentang jihad, kaum Muslimin juga harus mengetahui fatwa-fatwa ulama yang terkait dengan isu-isu yang dihadapi para mujahidin sekarang ini, misalnya tentang aturan-aturan jihad, masalah korban dan kerusakan fisik yang ditimbulkan, hubungan dengan aparat keamanan pemerintahan non Muslim, pemerintahan negeri-negeri Muslim sekarang ini, serta nilai-nilai jihad itu sendiri.

26. Melindungi dan Mendukung Para Mujahidin

Ketika para mujahidin dalam bahaya, kaum Muslimin berkewajiban melindungi mereka. Mungkin tindakan ini akan membahayakan, tapi itulah pengorbanan yang bisa kita lakukan untuk Allah subhaanahu wa ta’aala. Syaikh Al-Awlaki mencontohkan Taliban yang melindungi para mujahidin dari negara-negara asing, walaupun untuk itu mereka harus kehilangan kekuasaannya. Menurut Awlaki, itu bukan kekalahan tapi sebuah kemenangan.

Allah subhaanahu wa ta’aala berfirman, "Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (pada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia.” (QS 8:74)

27. Membangun Aqidah Walaa' dan Baraa'

Seorang mujahidin harus memiliki pemahaman yang kuat tentang ketaqwaan dan kesetiaan pada Allah subhaanahu wa ta’aala. Kaum Muslimin harus memahami bahwa Allah subhaanahu wa ta’aala tidak akan memberikan kita kemenangan jika kita masih memiliki rasa cinta dalam hati kita pada musuh-musuh Allah. Allah tidak memberikan kemenangan pada rasul-rasul dan pengikutnya, sampai ketaqwaan dan kesetiaan mereka pada Allah benar-benar lengkap, sampai mereka benar-benar menjauhkan diri dari orang-orang kafir.

28. Memenuhi Kewajiban Terhadap Para Tawanan Perang Muslim

Para ulama mengatakan bahwa kaum Muslimin punya kewajiban untuk membebaskan saudara-saudara seiman mereka yang menjadi tawanan perang, meski mereka harus mengeluarkan dana yang besar. Saat ini, banyak mujahidin yang terlupakan dan mereka terkurung dalam sel-sel penjara di seluruh dunia. Umat Islam harus terus disadarkan tentang keberadaan mereka, mendo’akan dan mengupayakan pembebasan mereka.

29. Menjadi Mujahidin Lewat Internet

Kaum Muslimin bisa menjadi "mujahidin internet" dengan cara menggunakan media dunia maya untuk menyebarluaskan seruan jihad dan berita-berita tentang perjuangan para mujahidin. Bisa dengan cara membuka forum diskusi, email, membuat situs internet, menulis artikel tentang mujahidin dan perjuangannya, dan lain-lain.

Kekalahan kaum Muslimin bukan karena kekuatan musuh, tapi karena kelemahan umat Islam sendiri. Allah berfirman, "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS 42:30). Itulah sebabnya, persiapan spiritual diperlukan untuk menjalankan kewajiban-kewajiban relijius yang sulit.

30. Didik Anak-Anak Kita Agar Memiliki Kecintaan Pada Jihad Dan Pada Mujahidin

Biasakan menceritakan kisah-kisah jihad para mujahidin pada anak-anak. Anak-anak Muslim harus mengenal tokoh-tokoh seperti Ali bin Abi Talib, Khalid bin al-Waleed, Abu Ubaidah, Sa’ad bin Abi Waqas, Muhammad Al-Fatih, Muhammad bin Al-Qassim dan Salahudin. Mereka tokoh-tokoh mujahidin Islam yang seharusnya menjadi contoh jihad masa kini. Di sisi lain, anak-anak juga harus diajarkan untuk tidak mencontoh perilaku Firaun, Qarun dan Abu Jahl, termasuk pada Firaun, Qarun dan Abu Jahl masa kini. Anak-anak selayaknya tidak diajari "jangan membuat masalah dan jadilah anak baik", tapi sebaiknya diajari untuk "melakukan hal-hal yang benar meskipun hal itu akan membuat mereka terlibat dalam masalah." Anak-anak harus diajari menjadi orang yang pro-aktif, bukan orang yang pasif.

Meski jihad berhubungan dengan masalah fisik yang menjadi dominan kaum pria, kaum perempuan juga perlu menjalankan "kehidupan para mujahidin" seperti yang dijalani suami-suami mereka. Para istri harus memberikan dukungan bagi suami yang akan pergi berjihad, bersyukur jika sang suami mati syahid dan bersabar jika suaminya menjadi tawanan perang. Seorang perempuan yang berjihad posisinya sama dengan perempuan dari kaum Anshor. Kaum perempuan itu melihat bagaimana Islam mengambil ayah, saudara lelaki, suami dan anak-anak lelaki mereka, tapi kaum perempuan itu tetap membuka pintu-pintu rumah mereka untuk para mujahidin, mengorbankan harta mereka untuk para mujahidin, karena mereka tahu pahala yang mereka dapatkan dari tindakan mereka.

31. Hindari Hidup Bermewah-Mewah

Syaikh Abdullah Azzam mengatakan, "bermewah-mewah adalah musuh jihad." Jihad itu tidak mudah dan butuh pengorbanan. Oleh sebab itu, hindari hidup bermewah-mewah yang bisa menghalangi seseorang untuk berjihad karena enggan meninggalkan kemewahan itu. Anda harus bisa tidur di lantai, bisa makan makanan yang berbeda dengan makanan yang dimasak ibu atau istri Anda, biasa menggunakan air dingin untuk berwudhu dan tidak keberatan jika tidak bisa mandi setiap hari.

Seseorang yang ingin menjadi mujahid harus mampu mengontrol keinginannya dan menaklukkan hawa nafsunya. Dia harus berlatih untuk merombak kebiasaannya, mulai dari kebiasaan tidur sampai kebiasaan makan, dengan menggantinya dengan membiasakan diri shalat malam dan puasa sunnah Senin-Kamis. Seorang mujahid sejati, harus bisa melepaskan ikatannya pada kecintaan dunia demi Allah subhaanahu wa ta’aala.

32. Mempelajari Ketrampilan Yang Bisa Menunjang Kehidupan Sebagai Mujahidin

Kehidupan jihad itu sangat luas dan membutuhkan banyak ketrampilan. Kaum Muslimin harus belajar ketrampilan-ketrampilan itu dan memanfaatkannya untuk kepentingan Islam. Saya menekankan pada "untuk kepentingan Islam" karena kita banyak mendengar tentang Muslim yang mengklaim dirinya belajar dan mengejar gelar sarjana dengan alasan untuk Allah, tapi ternyata hanya untuk kepentingan kantong dan ambisi mereka sendiri.

33. Bergabung Dengan Organisasi Yang Bekerja Untuk Jihad

Kerjasama merupakan kewajiban kaum Muslimin, karena kaum Muslimin tidak akan bisa menerapkan hukum Allah yang merupakan kewajiban jika tidak bersama-sama atau berjamaah. Saat ini banyak organisasi Islam, tapi pada organisasi macam apa Anda bisa bergabung? Anda bisa bergabung dengan organisasi Islam yang menjadikan jihad sebagai tujuan utama mereka. Karena, sejak setelah masa hijrah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam , para sahabat pun selalu menjadikan jihad sebagai fokus utama mereka, mulai masa Abu Bakar, Umar, Usman, Ali sampai masa Mu'awwiyah.

34. Persiapan Spiritual

Kekalahan kaum Muslimin bukan karena kekuatan musuh, tapi karena kelemahan umat Islam sendiri. Allah berfirman, "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS 42:30)
Itulah sebabnya, persiapan spiritual diperlukan untuk menjalankan kewajiban-kewajiban relijius yang sulit. Karena Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam akan memikul beban yang berat, Allah subhaanahu wa ta’aala memerintahkannya untuk menyiapkan diri dan spiritual seperti firman Allah dalam Al-Quran surah Al Muzzammil ayat 1-5. "Hai orang yang berselimut (Muhammad). Bangunlah (untuk salat) di malam hari, kecuali sedikit (darinya). (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah al-Quran itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat."
Dan karena jihad adalah perintah Allah yang paling berat, maka diperlukan banyak persiapan.

35. Membimbing Umat Untuk Merujuk Pada Ulama Yang Benar

Kita harus menyadari bahwa kita sekarang hidup di masa dimana ulama-ulama bisa "dibentuk". Musuh-musuh Islam lewat kontrol mereka melalui media massa dan pemerintahan Muslim bisa mengedepankan tokoh-tokoh yang mereka anggap mewakili Islam yang ramah dan akhirnya membuat tokoh-tokoh tersebut tak ubahnya seorang selebritis. Seorang cendikiawan Muslim yang ditunjuk menjadi seorang Mufti di negara-negara Muslim tertentu, tiba-tiba saja bisa menjadi cendikiawan level dunia. Membuat acara-acara tv dan radio untuk cendekiawan semacam itu, membuat mereka jadi terkenal. Di sisi lain, cendikiawan dan ulama yang menyampaikan kebenaran Islam diancam, dipenjarakan bahkan dibunuh. Media massa sengaja mengabaikan mereka, sehingga publik tidak tahu siapa mereka. Apakah ulama-ulama itu tidak lebih berilmu daripada ulama-ulama-an "bentukan" pemerintah? Yang benar adalah, ulama yang berani berkata apa adanya merupakan ulama yang lebih berilmu, karena mereka tahu kebenaran itu dan mengatakannya. Itulah sebabnya, kaum Muslimin bertanggung jawab untuk memberikan tuntutan pada saudara-saudaranya untuk hati-hati merujuk pada ulama dan cendikiawan Muslim.

36. Siap Berhijrah

Kaum Muslimin yang hidup di tengah non-Muslim telah membuat diri mereka berada dalam belas kasihan kaum kafir. Ketika negara Islam didirikan di Madinah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam menyatakan terlarang bagi kaum Muslimin hidup diantara orang-orang kafir. Oleh sebab itu, kaum Muslimin harus siap-siap hijrah begitu ada kesempatan. Menyiapkan diri untuk hijrah bukan hanya berlaku bagi kaum Muslimin yang hidup di negara-negara non-Muslim, tapi berlaku bagi setiap Muslim karena seringkali jihad itu sendiri menuntut kita untuk hijrah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam pernah berkata "Hijrah tidak berhenti sepanjang masih ada musuh yang harus dilawan." (HR Ahmad)

37. Memberikan Nasehat Pada Para Mujahidin

Mujahidin juga bisa melakukan kesalahan dan memiliki kekurangan, dan mereka membutuhkan nasehat. Kita bisa secara langsung menyampaikan nasehat itu pada mereka, Anda bisa mengirimkan nasehat itu atau menuliskannya lewat dunia maya. Apapun cara yang kita pilih, pastikanlah bahwa Anda memberikan nasehat itu atas nama Allah dan bukan untuk mengecam saudara kita sendiri.

Nasehat-nasehat yang diberikan, bukan hanya menyebut kekurangan-kekurangan mereka tapi juga harus memberikan ide-ide baru dan mengingatkan akan bahaya yang senantiasa mengancam para mujahidin.

38. Mempelajari Hadits-Hadits Tentang Fitnah

Yaitu hadits-hadits yang disampaikan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam tentang apa yang akan terjadi pada umatnya setelah wafatnya beliau. Yang dimaksud fitnah disini adalah godaan atau cobaan terhadap umat Islam. Mempelajari hadits-hadits ini penting dengan alasan sebagai berikut;
• Banyak hadits-hadits yang berkaitan dengan hal ini, yang menunjukkan bahwa masalah ini sangat penting.
• Perkataan-perkataan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam sangat singkat dan pendek. Tapi ada riwayat yang menuturkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam berdiskusi dengan sahabat-sahabatnya mulai dari terbit fajar sampai isya, mereka berhenti berdiskusi hanya ketika waktu salat tiba. Apa yang mereka bicarakan? Mereka membahas tentang godaan dan ujian terhadap umat Islam sepeninggalnya nanti sampai akhir jaman. Ini menunjukkan bahwa masalah itu sangat penting sehingga Rasulullah dan sahabat-sahabatnya membahas masalah ini sampai satu hari penuh.
• Para sahabat Rasulullah tertarik dengan masalah fitnah tersebut dan bertanya pada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam tentang bagaimana melindungi umat dari fitnah itu.

Manfaat bagi para mujahidin mempelajari hadits-hadits itu antara lain;
- Manfaat yang paling penting adalah membuat mereka belajar bagaimana melindungi mereka sendiri dari godaan dan cobaan tersebut.
- Kaum Muslimin mendapatkan pemahaman yang sama kemana sebaiknya umat Islam melangkah dan bagaimana mereka meraih kemenangan.
- Menempatkan jihad pada perspektif yang benar. Dua pemimpin besar jihad pada akhir dunia nanti adalah Al-Mahdi dan Nabi Isa.
- Hadits-hadits itu dengan jelas mengungkapkan bahwa kemenangan umat Islam bukan karena pemilu-pemilu atau dakwah-dakwah lunak, tapi lewat perjuangan di jalan Allah.
- Mempelajari hadits-hadits tentang fitnah yang akan menimpa umat Islam sepeninggal Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dan mempelajari peran jihad memberikan visi yang jelas bagi kaum Muslimin dan mendorong umat Islam untuk mengikuti jejak para mujahidin.

39. Mengungkap Kebobrokan Para Firaun dan Tukang-Tukang Sihirnya

Para pimpinan negara-negara Muslim saat ini banyak yang memainkan peranan seperti Firaun dan Nabi Musa. Dan para ulama yang ditunjuk pemerintahan itu berperan seperti tukang-tukang sihir Firaun yang menipu masyarakat. Pemerintah dan para ulamanya merupakan salah satu dari tiga sisi segitiga musuh-musuh umat Islam. Dua sisi lainnya, adalah kaum Zionis dan para pasukan perang salib.

40. Nasyid

Muslim perlu diberi inspirasi untuk berjihad. Pada masa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, beliau punya para penyair yang menggunakan syair-syair mereka untuk memberikan semangat jihad bagi kaum Muslimin dan menjatuhkan moral kaum kafir. Pada masa sekarang, nasyid bisa memainkan peran itu. Nasyid yang bagus akan cepat menyebar luas dan menjangkau pendengar yang tidak bisa dijangkau oleh buku atau ceramah-ceramah, khususnya generasi muda Islam yang menjadi pondasi jihad sepanjang masa. Nasyid merupakan elemen penting untuk menciptakan "budaya jihad".

Saat ini, nasyid-nasyid kebanyakan menggunakan bahasa Arab dan hanya sedikit yang berbahasa Inggris. Muslim yang memiliki bakat menyanyi dan membuat puisi, selayaknya mengambil tanggung jawab ini. Mereka bisa membuat nasyid yang isinya bisa menggugah setiap orang untuk memiliki semangat jihad, liriknya harus kuat dan jangan mendayu-dayu.

41. Boikot Perekonomian Musuh

Ketika Thumama bin Athaal menjadi seorang Muslim, dia memboikot kaum Quraisy dengan cara melarang karavan-karavan kaum Quraisy yang membawa gandum masuk ke kota Makkah melalui tanah miliknya. Sekarang, kaum Muslimin harus memboikot perekonomian musuh-musuh Islam dengan cara memboikot produk-produk mereka.

42. Belajar Bahasa Arab

Bahasa Arab adalah bahasa internasional jihad. Banyak literatur tentang jihad ditulis hanya dalam bahasa Arab dan para penerbit tidak mau mengambil resiko untuk menerjemahkannya. Hanya para intelejen negara-negara Barat yang bersedia menghabiskan waktu dan uangnya untuk menerjemahkan literatur-literatur itu dan jeleknya, mereka tidak akan membagi informasinya pada kaum Muslimin.

Bahasa Arab juga menjadi bahasa yang paling sering digunakan oleh para mujahidin di berbagai wilayah. Oleh sebab itu, tanpa menguasai bahasa Arab, kaum Muslimin yang ingin berjihad akan kesulitan untuk berkomunikasi dengan para mujahidin.

43. Menerjemahkan Literatur Tentang Jihad Ke Berbagai Bahasa

Kaum Muslimin yang bisa berbahasa Arab dan mampu bicara dengan bahasa lainnya, sebaiknya membantu menerjemahkan literatur-literatur tentang jihad ke dalam bahasa masing-masing, karena setiap gerakan biasanya diawali dulu dengan perubahan intelektual. Jihad harus dihidupkan kembali di kalangan kaum Muslimin di berbagai negara yang menggunakan beragam bahasa.

44. Memberikan Pengertian Pada Sesama Muslim Tentang Karakteristik Ath Tha'ifah Al Mansuurah

Rasulullah shaalallahu ‘alaihi wassalam mengatakan "Akan ada sekelompok umatku yang akan terus berjihad, mematuhi perintah Allah, mengalahkan musuh-musuhnya dan mereka tidak akan lukai oleh kelompok yang menentang mereka sampai hari akhir nanti." (HR. Al Hakim)

Mereka kelompok orang yang meraih kemenangan dan setiap kaum Muslimin harus berjuang mengikuti langkah kelompok itu. Ciri-ciri kelompok seperti ini antara lain;
- Mereka bekerja secara kolektif dan saling menolong dalam kebaikan
- Berjuang di jalan Allah, menjadi ciri utama dari kelompok ini
- Kelompok ini tidak akan dilukai oleh kelompok yang berseberangan karena Allah subhaanahu wa ta’aala berada di pihak mereka.
- Merekalah kelompok yang meraih kemenangan. Kemenangan itu tidak selalu berarti berhasil mengalahkan musuh-musuh mereka di dunia. Kemenangan mereka juga bisa berarti kesuksesan dalam menjalankan perintah agama dan berjihad untuk agama sampai titik darah penghabisan dan bertemu dengan Allah subhaanahu wa ta’aala. Itu artinya, mereka pantang menyerah, tidak akan berkompromi atau merasa bimbang dalam mengusung bendera Islam.

Memberikan pemahaman tentang Ath Tha'ifah Al Mansuurah pada sesama Muslim akan membantu mereka menemukan kebenaran.

Itulah beberapa saran bagi kaum Muslim yang ingin mendukung jihad di masa sekarang ini. Saran-saran ini tidak akan banyak artinya jika tidak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-sehari. Jadi, terapkanlah semampu kalian dan ajaklah sesama Muslim untuk ikut melakukannya.

Akhirnya, kita memohon pada Allah subhaanahu wa ta’aala agar senantiasa menuntun kita di jalan yang lurus. Kita memohon agar Allah menjadikan kita sebagai salah satu dari para mujahidin dan memberikan kita kemenangan dalam menghadapi musuh-musuh Islam. Amiin!

tamat
Diambil dari Ghur4ba Comunity Blog