Kamis, Maret 26, 2009

ANDAI KAU TAHU....


Andai kau tahu...!!!
Betapa besarnya pahala berpayah-payah dalam i’dad
Niscaya kau akan lakukan sekalipun penuh dengan luka, kepedihan dan kesusahan...

Andai kau tahu...!!!
Betapa indahnya berribath di jalan Alloh
Niscaya kau akan tetap sabar melakukannya sekalipun harus terjaga sepajang malam...

Andai kau tahu...!!!
Betapa nikmatnya berjihad di jalan Alloh
Niscaya kau akan sambut setiap panggilannya, sekalipun nyawa sebagai maharnya...

Andai kau tahu...!!!
Betapa agungnya Syahid di jalan Alloh
Niscaya kau akan membeli seluruh nikmat kehidupan ini dengan kematian...

Andai kau tahu...!!!
Tentang semua itu niscaya kau akan berazzam untuk,
“HIDUP MULIA SEBAGAI MUSLIM ATAU MATI SEBAGAI SYUHADA“. 

Ya Alloh aku datang memenuhi panggilan-Mu 
Ya Alloh aku datang memenuhi seruan-Mu
Ya Alloh aku datang mengharap ridha-Mu
Ya Alloh aku datang menggapai cita-citaku
Ya Alloh aku datang... 
Allohu Akbar...Allohu Akbar...Allohu Akbar...

DIMANA KALIAN ?


Aku tidak sedang memberikan pertanyaan... 
Yang karenanya kalian harus jawab dan benar...
Tetapi karenanya aku harap hati kalian terketuk dan tersadarkan...

Tidak akan lari bayangan dari wujud aslinya
Tidak akan hilang kebenaran selama ada kebatilan
Tidak akan lenyap cahaya selama ada kegelapan
Tidak akan sirna semua itu, kecuali Al-Khaliq menghendaki. 

Dimana kalian saat Ummat ini dihancurbinasakan...
Dimana kalian saat Negeri Islam dihancurleburkan...
Dimana kalian saat Thaghut-thoghut itu berkuasa... 
Dimana kalian saat Dien Islam dinistakan...
Dimana kalian saat Rasulullah dilecehkan...
Dimana kalian saat Syariat ini dicampakkan...
Dimana kalian saat Kebenaran disesatkan...
Dimana kalian saat Kemusyrikan disarankan...
Dimana kalian saat Kebejadan dan kemaksiatan dilumrahkan...
Dimana kalian....duhai yang mengaku dirinya Muslim...
Dimana kalian....duhai yang mengaku dirinya Mujahid...
Dimana kalian....duhai yang mengaku dirinya Muwahid...
Dimana kalian....duhai yang mengaku dirinya ber-Dien Islam...
Dimana kalian....duhai para kader-kader Dakwah...
Dimana kalian....duhai para pengikut Salafuh Ummah...
Dimana kalian....duhai para pengikut Salafus Shalih...
Dimana kalian....duhai para perindu Khilafah...
Dimana kalian...Dimana kalian...Dimana kalian...

O, wahai Alloh yang membolak-balikan hati...
Teguhkanlah hati kami dalam fie Sabilillah...
Dan bukakanlah bagi mereka yang hari ini terlena...
Akan jalan ini...
Supaya estafet perjuangan ini tetap berjalan...

Wahai Dzat yang tidak pernah lalai...
Janganlan Engkau lalaikan kami dari seruan-seruanMu...
Panggilan-panggilanMu sekalipun jiwa dan raga ini penebusnya...
Ya Alloh kabulkanlah...

SAYAP-SAYAP PATAH


Alunan Takbir melengking indah...
Memenuhi bahana langit bumi penuh berkah...
Menyelusup diantara hembusan angin sepoy-sepoy...
Bersama gelegarnya ledakkan ranjau yang terpasang...
Melumat tubuh thoghut kafir jahanam...
Bersama rentetan nyanyian merdu kalaniskov...
Penghantar tentara syaithan pada siksa kematian...

Lantunan nasyid perjuangan didendangkan...
Pembangkit semangat kala jiwa melemah...
Ibarat senandung syairnya Ibnu Rawahah...
Walaupun jasadnya jadi terbuncah...
Laksana sayap-sayap yang patah... 
Tetapi berakhir indah syahadah..

Sungguh indah saat perjumpaan...
Antara dua pasukan yang saling berhadapan...
Bersama berlomba mencari peluang...
Untuk meraih segala cita dan asa...
Kemenangan atau Kesyahidan...

Duhai kalian para Tentara Allah...
Sabarlah dalam peperangan yang panjang ini...
Duhai kalian yang telah berbai’at untuk tha’at pada Allah dan Rasul-Nya...
Ta’ati dan tunaikanlah janji-janji kalian...
Duhai kalian yang telah beniaga dengan perniagaan-Nya...
Yakinlah bahwa kalian tidak akan merugi...
Sesungguhnya kemenangan telah dekat dan amat dekat...
Marilah kita sambut dan raih segera...
Sekalipun dengan sayap yang patah karenanya...
Allahu Akbar...Allahu Akbar...Allahu Akbar...


Selasa, Maret 24, 2009

APA YANG KAU TANAM ITU YANG KAU KETAM

Maraknya tingkat kriminalitas dan penodaan agama dewasa ini, tidaklah lepas dari bukti yang Allah SWT tampakkan dihadapan kita bahwa hukum positif yang diterapkan di negeri ini juga di negeri yang lain bukanlah sebagai suatu solusi untuk memperbaiki keadaan, yang ada adalah justru semakin menjauhkan diri kita dari al haq [Islam].  Mereka berkoar bahkan dengan beraninya mengatakan ini lebih baik atau sama dengan dalih, ini juga mengadopsi hal-hal yang 'Islami', contohnya perbankkan syariah, jilbab dan banyak lagi yang lain.

Mereka telah dengan berani menyandingkan hukum syariah yang Allah SWT ridhai dibawah hukum buatan manusia, yang notabene buah dari hawa nafsu mereka yang rendah.  Ada benarnya juga pepatah mengatakan,'bibit yang baik insya Allah akan berbuah baik, tetapi bibit yang buruk belum tentu berbuah atau bahkan mati sebelum berkembang'.

Renungkanlah... wahai saudaraku

Marilah kita kembali kepada Islam dengan benar dan dari sumber yang benar, bukan atas dasar ta'lid dan ghuluw akan tetapi atas dasar paham sehingga kita akan mendengar dan ta'at.

 

Sabtu, Maret 21, 2009

DIENUL HAQ

Sebagai manusia kita merasakan takut, harap, cemas dan gundah.  Hal itu lumrah dan merupakan fitrah manusia yang telah menjadi sunatullah.  Setiap kita memiliki sifat, tabiat dan karakter yang berbeda, tetapi tidak menjadikan lantas fitrah utama kita berbeda, yaitu kecenderungan hati kita kepada al haq [ISLAM] itu lebih dominan.  Berapa banyak muallaf setiap harinya mengikrarkan syahadatain didunia ini, menyatakan diri masuk kedalam ISLAM.  Sungguh suatu yang fantastis sebagaimana hal ini terjadi didunia barat sekarang, subhanallah, Maha Benar Engkau ya Allah dengan segala apa yang Engkau telah turunkan kedunia ini.

Aku benar-benar takjub terhadap mereka dengan apa yang mereka nyatakan,'aku temukan kebenaran dalam ISLAM, doktrinisasi yang ada adalah rasionalistik [masuk akal], beda dengan pemahamanku dahulu tentang doktrin trinitas yang asrub'.  Hal ini bertolak belakang dengan orang-orang ISLAM yang murtad mereka sebagian besar karena faktor, ekonomi dan kebodohan.  

Dahulu orang Eropa datang ke Asia untuk Gospel [menyebarkan agama Nasrani], tetapi sekarang terbalik evangelis, pendeta-pendeta dan misionaris dari Asia [Jepang, Korea, Vietnam termasuk Indonesia] datang ke Eropa untuk mengembalikan domba-domba yang "tersesat".

Itulah seyogyanya ISLAM sebagai Dienul Haq yang mana akan datang manusia berbondong-bondong memasukinya.

"Sesungguhnya tidak ada Dien [Agama, Peraturan, UU] yang haq kecuali ISLAM"

Taushiyah ruhiyah sahabat

Abu Nuaim mencatat dalam “Al-Hilya”, jilid 1, hal 138, bahwa Abdulloh bin Mas’ud pernah berkata: ”Sebenar-benar perkataan adalah Kitabulloh, sekuat-kuat simpul adalah kata taqwa, sebaik-baik millah adalah millah Nabi Ibrahim, sebagus-bagus sunnah (tradisi) adalah sunnah Rasululloh SAW, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk para Nabi, semulia-mulia perkataan adalah dzikrulloh, sebaik-baik cerita adalah Al-Qur’an, setinggi-tinggi urusan adalah yang tersulit, dan seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan (bid’ah). Sesuatu yang sedikit tapi cukup lebih baik dari pada banyak tapi melengahkan. Satu jiwa berhasil engkau selamatkan lebih baik dari anugerah kekuasaan tapi engkau tidak mampu mengontrolnya. Sesakit-sakit pukulan adalah saat sakaratul maut datang, seburuk-buruk penyesalan adalah penyesalan di hari kiamat, dan sejahat-jahat kesesatan adalah kesesatan setelah mendapat petunjuk, setinggi-tinggi kekayaan adalah kekayaan jiwa, sebaik-baik bekal adalah taqwa, dan sebaik-baik yang terhujam dalam hati adalah keyakinan. Ragu sebagian dari kekufuran, dan sepekat-pekat kebutaan adalah buta hati. Minuman keras itu pangkalnya dosa, wanita adalah umpannya syaithan, (sikap bergelora) pada masa muda adalah bagian dari kegilaan, dan menangis keras-keras adalah termasuk perbuatan jahiliyah. Diantara manusia ada yang hadir untuk sholat jum’at dengan berpaling dan berdzikir kepada Alloh dalam keadaan lengah. Seberat-berat kesalahan adalah dusta. Menghina orang mu’min adalah tindakan fasik dan membunuhnya merupakan kekufuran. Kehormatan hartanya sama dengan kehormatan darahnya. Siapa yang memberi maaf niscaya ia akan dimaafkan oleh Alloh, siapa yang menahan amarahnya akan diberi pahala oleh Alloh, siapa yang memberi ampun akan diampuni oleh Alloh, dan siapa tabah terhadap musibbah akan dibri kebaikan oleh Alloh. Seburuk-buruk penghasilan adalah penghasilan dari riba dan sejelek-jelek makanan adalah harta anak yatim. Orang yang bahagia adalah orang yang mampu memetik hikmah dari nasehat orang lain, dan orang yang celaka adalah ia yang celaka di perut ibunya. Sesungguhnya yang mencukupi kalian adalah apa yang disenangi secara wajar oleh hatimu. Dan tempat kembali adalah kesebuah tanah berukuran 4 hasta dan setelah itu menuju akhirat. Inti pekerjaan adalah penutupnya dan seburuk-buruk cerita adalah cerita bohong. Semulia-mulia kematian adalah matinya para syuhada. Siapa yang paham (hakikat) musibah niscaya ia akan sabar terhadapnya dan siapa yang jahil ia akan mengutuknya. Siapa yang berlaku sombong ia akan terhempas oleh kesombongannya, dan siapa yang yang memuja dunia maka sesungguhnya dunia itu tidak memiliki kekuatan apa-apa. Siapa yang menta’ati syaithan berarti ia maksiat kepada Alloh dan siapa yang maksiat kepada Alloh ia akan diazab oleh-Nya”.

TAHDZIR TERHADAP MUJAHIDIN


Mereka bilang Mujahidin adalah kumpulan orang-orang yang ‘rusak’ dalam memahami Agama ini / takfiri (Khawarij Gaya Baru), versi segelintir orang yang mengaku bermanhaj ‘salaf’, ada juga yang bilang mereka adalah ‘Fundamentalis / gerombolan’ yang belindung di balik jubah agama versi orang-orang spilis (sekuler, pluralis & liberal) ?, terlebih orang-orang kafirin & musyrikin melabeli mereka adalah ‘teroris, kepala syethan’ yang harus dihancurkan / ditumpas dari muka bumi. Sebenarnya bagaimanakah kita sebagai orang yang mengaku Alloh SWT sebagai Rabb kita yang tiada Ilah yang berhaq untuk diibadahi kecuali Dia, menempatkan penilaian terhadap mereka, yang nota bene telah menjual dirinya untuk Alloh SWT dan kemuliaan Dienul Islam (Tauhid), walaupun orang kafir dan musyrik membencinya?.
Berikut petikan dari tulisan Syaykh ’Abd al-’Aziz bin Nashir al-Julayyil dalam at-Tarbiyyah al-Jihadiyyah fi Dhaw’al-Kittab wa as-Sunnah (Riyadh: Daar Thayyibah, 1424H), hal. 204-205.
Kesalahan yang dilakukan oleh sebagian Mujahidin tidak berarti bahwa jihad adalah sebuah kesalahan, dan menasehati mereka haruslah disertai wala’ (loyalitas, kecintaan) kepada mereka, sehingga tidak terbuka celah bagi “para penolak” untuk mengingkari jihad.
Sesungguhnya mujahidin adalah ‘manusia biasa’ sebagaimana yang lainnya, bisa benar dan juga bisa salah. Selain para nabi, tidak ada seorangpun yang ma’shum (dijamin terbebas dari kesalahan). Oleh karena itu, hal sangat penting yang harus diwaspadai adalah apabila ada keperluan untuk menyebutkan kesalahan tersebut atau dalam rangka menasehati mereka, maka hal ini tidak boleh dipaparkan di mimbar-mimbar umum, karena dapat dipahami sebagai pendiskreditan terhadap jihad dan mujahidin. Bahkan terkadang pemaparan gamlang di mimbar-mimbar umum secara tegas dapat dianggap membantu program musuh (orang-orang kafir / musyrik) yang memerangi jihad, para da’i dan para mujahidin. Tanpa sadar, mereka telah bekerja (baca: dipekerjakan) untuk menjalankan strategi musuh yang lalim, yaitu memberangus da’i yang jujur serta meniadakan syi’ar jihad dan ihtishab (pengawasan ketat). Ketika kita tidak menyadari efek suatu ucapan (yaitu celaan terhadap mujahidin), maka yang muncul adalah bahaya yang sangat besar. Karena bisa jadi “sang pembicara (yang bermulut usil dan lancang)” tersebut telah memposisikan dirinya sebagai nara sumber (informan atau intel) bagi musuh untuk memerangi para da’i dan mujahidin yang tengah membangkitkan umat dari “tidur panjang”nya. Atau boleh jadi hal tersebut pernah terbetik dalam dirinya namun dia tidak menyadari bahwa dirinya berada dalam ‘parit’ musuh, yaitu satu barisan bersama orang-orang kafir dan munafiq.
Apabila dalam diri seorang da’i terbesit keinginan keras untuk memberikan “komentar” terhadap sebagian kesalahan (mujahidin), maka hal ini dapat direalisasikan dengan menggunakan ungkapan (global) yang tidak dipahami oleh media masa yang hobi mendistorsi kabar berita dan orang-orang di balik kemudinya yang senang memanfaatkan “suatu komentar” untuk kepentingan pribadi mereka semata. Caranya; dengan memuji para mujahidin terlebih dahulu, hasil yang mereka capai dalam jihad dan merebut kembali kehormatan, peran mereka dalam membela negeri dan kehormatan kaum muslimin serta peran mereka dalam menggetarkan orang-orang kafir. Karena pada saat itu (ketika mujahidin berjihad), berbagai organisasi (pengkritik mujahidin) yang gencar melakukan dan penilaian negatif tiada lain merupakan kepanjangan tangan dari orang-orang kafir yang menempatkan mereka dalam barisan kaum kafir untuk memerangi para da’i dan mujahidin. Kemudian setelah nya (memuji mujahidin), barulah memberikan komentar terhadap kesalahan tersebut yang dari sebagian “kelompok jihadi”, walaupun boleh jadi kesalahan tersebut terjadi karena suatu alas an tertentu. Dan apabila tidak ada alasan yang melegalkannya, maka nasehat atau kritikan tersebut tetap diberikan sesuai dengan proporsinya dengan menggunakan ungkapan yang menunjukkan kecintaan, simpati, nasehat dan loyalitas kepada mereka.
Apabila nasehat bijak dan berhati-hati ini terlontar, maka saya menduga bahwa mass media yang hobi memerangi “mujahidin” tidak akan begitu saja menerima komentar da’i bijak tersebut, terlebih lagi akan mewawancarainya dan mempopulerkan komentarnya kepada publik. Tidak akan pernah !

Sesungguhnya para mujahidin tidak akan merasa sakit hati terhadap maksud dan komentar da’i bijak tersebut. Dan merekapun tidak akan menuduhnya sebagai seorang “pecundang”, atau orang-orang yang bergembira ria bila bencana menimpa para mujahidin.

Kamis, Maret 19, 2009

FANTASTIS UFS..


Fantastis ufs...demikian sebagian orang mengatakan terhadap profil beberapa gambar yang terpampang di antara hiruk pikuknya lalu lintas kota. Dengan berjuta janji dan harapan semu dilontarkan untuk menjaring masa pada pesta pora pemborosan PEMILU. Uhh...bosan sudah kita dengan lima tahun sekali kita lihat parodi yang menjijikan ini, dengan mengatasnamakan rakyatlah, keadilan, pemerataan, tapi...mana...mana itu semua hanya nyanyian palsu yang menambah parah luka bukan sebagai pengobat dan penawar dahaga. Demikianlah selintas seperti di negeri impian semua hanyalah kebohongan atas nama DEMOCRAZY.

Masihkah kita tetap berharap akan ada kebaikan diluar dari ISLAM..

Pikirlah oleh kalian bahwa DEMOCRAZY itu adalah salah satu dari perangkap syethan yang saat ini telah menjadi BERHALA negara-negara didunia.

ISLAM adalah solusi, ISLAM adalah key of succes, ISLAM adalah jawaban bagi kemelut yang terjadi sekarang. Maka dari itu belajarlah akan ISLAM yang sebenarnya.

ISLAM UNITY, WHY NOT ?



Persatuan Islam bukanlah suatu phobia yang menakutkan bagi kita umat Islam, tetapi hal ini merupakan bumerang bagi orang-orang kafir dan musyrikin yang karenanya Islam akan jaya dan kuat atas izin Allah SWT.

Proses panjang dan berat sejak runtuhnya khilafah Islam 1924 dan entah sampai kapan hal ini dapat diwujudkan. Wahai kalian yang mengaku bahwa Rabb kalian adalah Allah SWT, Rasul kalian Muhammad SAW, Kitab kalian Al-Qur'an dan Qiblat kalian adalah Ka'bah baitullah, marilah kita bersama bersatu padu, hindarkan centang perenang antara kita karena masalah furu' (cabang) kita akhirnya berpecah. Kembalilah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasulullah (As-Sunnah) bila kalian ada perbedaan pandangan maupun pemahaman.

Ingatlah sesungguhnya inilah harta warisan yang Rasulullah SAW tinggalkan untuk kita, agar kita tidak tersesat selamanya. Dan bersatulah dan janganlah kalian berpecah belah, antara yang satu bangga dengan golongannya, boleh jadi kalian mencap buruk [sesat] golongan yang lain tetapi dihadapan Alloh SWT itu adalah yang lebih baik dari kalian. Mudahkanlah urusan saudaramu niscaya Alloh SWT akan memudahkan urusan kalian.

Rabu, Maret 18, 2009

PERSATUAN ISLAM

Perpecahan (iftiroq) dalam Islam adalah suatu ketentuan yang telah Alloh SWT gariskan (Sunatullah), akan tetapi kita melakukan itu adalah suatu keharaman yang harus dihindari. Wahai saudaraku seiman dalam ISLAM, seaqidah dalam TAUHID dan semanhaj (metoda) dalam perjuangan (Ahlusunnah wal jamaah), marilah kita gandeng bersama dalam persatuan ISLAM agar quwwah (kekuatan) kita kembali dapat diraih dan izzah ini hanya bagi umat ISLAM.
Saudaraku yang hari ini mengklaim paling mengikuti sunnah, kami butuh kalian untuk membimbing kami dalam pemahaman fiqh yang benar...
Saudaraku yang hari ini berjibaku dengan kematian [Mujahid fi sabilillah], kami butuh kalian untuk menjaga agar sunnah-sunnah dan ketentuan syariat ISLAM dapat ditegakkan...
Saudaraku yang lainnya yang selalu berazzam agar ISLAM kembali jaya dan berkuasa, kami butuh kalian agar umat ini dapat termeneg dengan baik...
Kepada kalian semua saudaraku ku serukan BERSATULAH...BERSATULAH...BERSATULAH karena Alloh SWT mencintai persatuan dan mengharamkan [membenci] perpecahan...
Ya, Alloh yang maha membolak-balikan hati, istiqomahkanlah hati ini dalam al haq yang Kau ridhai. Ya, Alloh ku tahu perpecahan adalah ketentuan dari-Mu, tapi izinkanlah ku memohon dapatlah kau rajut kembali hati-hati kami seperti dahulu. Ya, Alloh tolonglah ulama-ulama [yang kau ridhai] dari umat ini dari gelombang fitnah syubhat dan syahwat. Ya, Alloh tolong para mujahidin dimedan jihad dari makar-makar dan tipu daya musuh [dari bentuk jin dan manusia]. Ya Alloh satukanlah kami...satukanlah kami...satukanlah kami dalam al haq. Amien

PROTEKSI DIRI = WAHN ?

Dalam menjalankan tugas rutinitas kita dihadapkan dengan berbagai persoalan yang kadang menyita perhatian kita, tidak menutup kemungkinan bahkan menjadikan kita putus asa karenanya. Itulah relita yang tak dapat kita hindari karena hal demikian merupakan sunatullah yang berlaku dalam ranah kehidupan ini.
Manusia kadang mencari sesuatu yang berada dibawah nalar keumuman yang ada bahkan sesuatu yang musykil, tapi itulah nikmatnya kita menjalani tantangan yang konon orang lain menghindarinya. Mencari sesuatu yang dirasa nikmat atau menguntungkan adalah hal yang menjadi topik utama dewasa ini. Menghindari diri dari "bencana/malapetaka" adalah suatu keharusan yang katanya dalam istilah kini proteksi diri, agar supaya terhindar dari takdir buruk. Ini bahasa lain dari wahn [cinta dunia dan takut mati].
Islam mengajarkan kita untuk tha'at terhadap syariat, sabar terhadap ujian, tawakal terhadap hasil yang Alloh SWT berikan dan istiqomah dalam memegang kebenaran [al haq], insya Alloh hasil yang akan diraih jauh lebih baik dari pada proteksi diri versi dunia saat ini kita berusaha melawan dan menghindari takdir Allah atau bahkan kita berasumsi menolak akan Takdir.
Ya, Alloh yang menggenggam hidup ini, ku bermunajat kepada-Mu jadikanlah kami hamba-Mu yang pandai bersyukur akan segala nikmat-Mu, yang pandai bersabar akan segala ujian dari-Mu dan yang tawakal akan ketentuan-Mu. Amien

Selasa, Maret 17, 2009

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuhu

Aku harap kaki ini dapat tetap tegar dan berkata benar...
Aku harap istiqamah diatas jalan ini sekalipun penuh dengan onak dan duri...
Aku harap ini awal dari jalan ku meretas medan yang baru dalam berjuang...
Semoga ini adalah awal langkah yang benar...
Allohu Akbar