Jumat, Agustus 20, 2010

Tanda Benarnya Sebuah Perjalan

؛ فأنتم قد رفعتم راية دين الإسلام، وتعلمون أنه دين رسول الله حقا،ً وإن حملكم له بحق يعني مفارقة حكومات العرب والعجم في الأرض كافة وقتل خياركم، وأن تعضكم السيوف، فإما أنتم تصبرون على ذلك فحافظوا على الراية وأجركم على الله، وإما أنتم تخافون من أنفسكم خيفة فذروا راية المدافعة والمقاتلة ولا تحولوا بين شباب الأمة والجهاد في سبيل الله، فهو أعذر لكم عند الله.

“Pada hari ini, mujahidin mengatakan kapada para ulama’ dan da’i yang masih mencintai kebenaran dan tidak mau berkompromi dengan kebatilan; Kalian telah mengangkat bendera Islam dan kalian tahu bahwa apa yang kalian angkat itu adalah benar-benar ajaran Rasulullah. Ketahuilah sesungguhnya jika kalian mengemban ajaran itu dengan benar, artinya kalian memisahkan diri dari semua pemerintahan baik Arab maupun non Arab di seluruh muka bumi ini, orang-orang terbaik kalian akan dibunuh dan kalian akan dihimpit oleh pedang. Maka jika kalian dapat bersabar menghadapi hal itu maka jagalah panji itu niscaya Allah akan memberikan pahala kepada kalian. Dan jika kalian takut maka biarkanlah panji perlawanan dan peperangan itu berlangsung, jangan halang-halangi pemuda Islam untuk berjihad fii sabiilillaah, hal itu lebih ringan bagi kalian di sisi Allah”. (Usamah bin Ladin, 16 februari 2003)
Ikhwan sekalian perhatikanlah!!!
Tidak keliru!! Fir’aun dan bala tentaranya memusuhi Nabi Musa…
Tidak keliru!! Abu jahal dan Abu Lahab, memusuhi Rasulullah…
Tidak keliru!! kafir Quraiys memusuhi para sahabat Nabi…
Tidak keliru!! Amerika & kroninya memusuhi Syaikh Usamah bin Ladin…
Tidak keliru!! orang kafir dari kalangan Yahudi, Nasrani, murtadin, dan munafiqin memusuhi para mujahidin diseluruh dunia…
Jika para mujahidin diancam, dikejar, ditangkap, dipenjara, dibunuh, dan diusir dari negerinya… berbahagialah, ini menujukkan benarnya perjuangan dalam menegakkan kalimat Allah di bumi… Benarnya para mujahidin mengemban misi kenabian, untuk menghambakan setiap manusia kepada Rabb yang satu dan melenyapkan penghambaan sesama manusia. Ini menggambarkan kedekatan keadaan yang dialami mujahidin dengan keadaan para anbiya yang dimusuhi, dicaci maki, dianggap gila, diancam, dikejar-kejar, akan dibunuh, bahkan dibunuh.
Melakukan irhab, ightiyalat, terjun di kancah-kancah jihad yang karenanya menyebabkan berbagai malapetaka yang menimpa para mujahidin dan keluarganya, itu semua merupakan pahala yang sangat besar, dan merupakan pilihan yang hanya diambil oleh jiwa-jiwa yang yakin akan janji-janji Allah, yakin kemenangan akan dinampakkan… Hidup mulia atau mati syahid.
Jadi demikianlah tabiat jalan ini…. Jadi pahami permasalahan ini, agar para mujahidin tidak menyalahkan makhluq Allah, tidak selalu menyalahkan syaikh fulan bin fulan yang telah diekskusi oleh tentara-tentara Fir’aun… Inilah jalanya para perwira, jalannya para kesatria, jalanya para peggenggam bara, jalanya para perindu syurga, dan jalannya para pejuang di medan laga.
Jika ada seorang ‘calon’ mujahid yang ingin berjihad namun akrab dengan kemewahan, kesenangan, larut dengan perhiasan dunia, senang dengan membangun rumah dan membeli kendaraan mewah, kemudian menjauhi kesukaran, kesulitan dalam jihad, menjauhi I’dad, irhab, amaliyat dan sulitnya pergi ke medan-medan peperangan… dan mereka lari dari berbagai bala’ dan malapetaka dalam jihad, maka, saksikanlah sesungguhnya ia adalah pendusta… dia berdusta jika dia mengatakan : “saya akan berjihad!!”, “kelak saya akan pergi ke medan jihad”, “saya ini pendukung jihad” dll… jauh panggang dari api… jauh panggang dari api… Meski ia termasuk kibar jama’ah… meski ia ustadz Senior… meski ia telah berpuluh tahun berbai’at dengan sebuah jama’ah jihad, meski ia ustadz yang bergelar Lc, MA. Atau Doktor tafsir, syariah, atau hadits.
Ingatlah!!! Wahai ikhwan, thoifah manshuroh itu tanda utamanya hanya ada dua, yaitu mereka berilmu dan mereka berjihad dengan sungguh-sungguh, untuk menegakkan kalimah Allah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, beliau menyatakan kelompok yang paling berhak mendapat sebutan thaifah manshurah adalah kelompok yang berjihad. Ketika berbicara tentang umat Islam di Syam dan Mesir yang berjihad melawan tentara Tartar yang beragam Islam namun berhukum dengan hukum Ilyasiq (hukum positif rancangan Jengish Khan), beliau berkata : “Adapun kelompok umat Islam di Syam, Mesir dan wilayah lain yang saat ini berperang demi membela Islam, mereka adalah manusia yang paling berhak masuk dalam golongan thaifah manshurah yang disebutkan oleh Rasulullah dalam hadits-hadits shahih yang sangat terkenal”. (Majmu’ Fatawa 28/531)
Maka tak diragukan lagi, para ulama yang berjihad adalah kelompok muslim yang paling berhak disebut sebagai thaifah manshurah. Bahkan Syaikhul Islam Imam Ibnu Taimiyah menyatakan, kelompok umat Islam —sekalipun mereka adalah para ulama besar— yang tidak berjihad ketika jihad telah menjadi fardhu ‘ain adalah kelompok penggembos (thaifah mukhadzilah), bukan thaifah manshurah. Pada tahun 699 H tentara Tartar yang beragama Islam namun berhukum dengan hukum Ilyasiq, bergerak akan menyerang kota Halb (Syiria), pasukan Islam dari Mesir mundur sehingga hanya tersisa pasukan Islam Syam yang akan berjihad melawan Tartar.
Saat itu beliau (imam Ibnu Taimiyah) menulis surat kepada kaum muslimin dan menyatakan bahwa umat Islam terpecah menjadi tiga kelompok ;

“Dalam menghadapi fitnah ini, manusia terpecah menjadi tiga kelompok :
1. Thaifah Manshurah (kelompok yang selamat) ; yaitu kaum mukmin yang berjihad melawan kaum yang merusak (tartar ketika itu).
2. Thaifah mukhalifah (kelompok yang memihak musuh) ; yaitu kaum perusak (tartar) dan “sampah-sampah” kaum muslimin yang bergabung (memihak) kepada mereka.
3. Thaifah mukhadzilah (kelompok penggembos) : yaitu umat Islam yang tidak berjihad melawan mereka (musuh), –Tetapi ucapan-ucapanya menghalangi (melemahkan) manusia untuk berjihad memerangi musuh–.
Maka hendaklah setiap orang melihat, termasuk kelompok manakah dirinya ; Thaifah Manshurah, Thaifah mukhadzilah ataukah Thaifah mukhalifah, karena tidak ada kelompok keempat !!!?”. (Majmu’ Fatawa, 26/416-417)
Ya demikianlah!!! Thaifah manshurah adalah kelompok umat Islam yang tidak malu bila dituduh menegakkan Islam lewat jalan kekerasan senjata, dianggap terroris, fundamentalis, dan sebutan-sebutan serem lainnya, karena yang penting dinilai adalah ‘musamma-nya, bukan isim-nya’ –-jadi, jangan tertipu dengan isim–. Karena itu Islam hanya bisa tegak dengan kokoh ketika Al-Qur’an ditopang dengan pedang, kekuatan pasukan, dan tanah-tanah yang didapat dengan tertumpah-tercecernya darah dan remuknya tulang belulang para syuhada. Bukan dengan ongkang-ongkang, kumpul-kumpul bertahun-tahun, duduk di halaqoh-halaqoh puluhan tahun, senang tinggal di ruang-ruang AC, hidup bergelimang kemewahan… kemudian mengharapkan daulah islam jatuh dari langit… tinggal menikmati saja… pemahaman dari mana ini ? Pemahaman ganjil…!!! Pemahaman katak dalam tempurung…!!!
Sebagaimana firman Allah Ta’ala [QS. Al Hadid : 25] dan sabda Rasulullah :
عَنِ ابْنِ عُمَرَ مَرْفُوعًا ( بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللهُ تَعَالَى وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي وَجُعِلَ الذِّلُّ وَ الصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ).
Dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah bersabda : “Aku diutus dengan pedang menjelang hari kiamat, supaya hanya Allah semata saja yang diibadahi tanpa disekutukan dengan sesuatu apapun selain-Nya, dan dijadikan rizkiku berada di bawah bayangan tombakku, dan dijadikan rendah dan hina orang yang menyelisihi urusanku. Dan barang siapa meniru-niru sebuah kaum maka ia termasuk kaum tersebut”. (HR. Ahmad dan Al-Thabrani. Dishahihkan syaikh Al-Albani dalam Shahih Jami’ Shaghir no. 2831 dan Irwaul Ghalil Takhriju Manari Sabil no. 1269)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar